SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Kinerja PT. YKP (Yayasan Kas Pembangunan) Surabaya menjadi sorotan DPRD Surabaya. Dalam rapat panitia khusus (pansus) perubahan badan hukum YKP menjadi perusahaan perseroan daerah (Perseroda) terungkap sejumlah kelemahan mendasar dalam pengelolaan perusahaan developer milik daerah ini.
Salah satu yang paling mencolok adalah rendahnya Return on Investment (ROI) YKP yang berada di bawah 15 persen. Angka ini jauh di bawah standar yang diharapkan untuk sebuah perusahaan pengembang. Anggota pansus raperda pembentukan Perseroda YKP Surabaya DPRD Surabaya, Josiah Michael, menyebut kondisi ini sebagai tidak sehat.
"Selama ini YKP memiliki ROI dibawah 15 persen tentu ini tidak sehat untuk perusahaan developer, " kata Josiah.
BACA JUGA:Fasum YKP Rungkut Kidul Dikomersialkan, Wawali dan DPRD Surabaya Sidak
Menurutnya, fokus semata pada pembagian deviden tidak cukup. Harus melihat lebih dalam apakah YKP sudah bekerja secara maksimal dan menghasilkan keuntungan besar untuk kota ini.
"Kita tidak bisa hanya melihat dari sisi bahwa PT YKP selalu menyetor deviden, tetapi bagaimana kerja mereka dan apakah keuntungan yang diberikan sudah maksimal, " kata Josiah.
Josiah Michael, turut menyuarakan kritik terhadap pernyataan direktur perusahaan YKP yang menyatakan bahwa tingkat keuntungan 8-12 persen sudah cukup sehat bagi perusahaan properti.
BACA JUGA:Polemik Fasos dan Fasum di Perumahan YKP Rungkut Kidul, DPRD Surabaya Akan Sidak ke Lokasi
Legislator dari Fraksi PSI ini tegas membantah pernyataan tersebut. Ia menjelaskan bahwa rentang keuntungan yang dianggap sehat untuk perusahaan properti yang fokus pada sewa menyewa berbeda dengan perusahaan pengembang properti seperti YKP.
"Perusahaan pengembang properti seperti YKP seharusnya memiliki potensi keuntungan yang jauh lebih besar, mengingat aktivitas utamanya adalah penjualan aset properti. Tingkat keuntungan yang hanya 8-12 persen lebih cocok untuk perusahaan yang bisnisnya bersifat seperti properti sewa," tegas Michael.
Ia menyoroti ketidakmampuan jajaran direksi dalam memberikan penjelasan yang memadai mengenai Time On Market produk-produk mereka. Informasi ini, menurut Michael, sangat penting untuk mengukur efektivitas pemasaran dan penjualan properti yang dihasilkan perusahaan.
BACA JUGA:Komisi A Sidak Fasum YKP Rungkut Kidul
"Ini juga untuk melihat bagaimana produk mereka terjual. Jadi dari kesemuannya itu kami belum bisa melihat dengan gambaran yang jelas bagaimna roda perusahaan berjalan, " jelasnya.
Josiah juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja YKP. Sebab dengan aset yang besar, seharusnya perusahaan ini bisa memberikan kontribusi yang lebih signifikan bagi pembangunan kota.
"Dengan aset yang besar tentu disayangkan jika kinerja YKP tidak maksimal. Ini perlu perbaikan. Kita akan cek apakah efisiensi di perusahaan baik," ujarnya.