Catatan: Eko Yudiono, Wartawan Memorandum
Nasib orang tidak ada yang tahu. Terpenting tekun dan bekerja keras impian pun bakal tercapai. Gambaran ini cocok untuk perjuangan gelandang AC Milan Tijjani Reijnders.
Tujuh tahun lalu, ia hanya bekerja sambilan sebagai pramuniaga di Aldi, jaringan supermarket Jerman yang juga beroperasi di Belanda.
Namun saat ini, di Milan, Reijnders menjelma sebagai gelandang kreatif sekaligus pencetak gol bagi tim asal Kota Mode itu. Musim ini, 6 gol sudah dicetak oleh anak mantan pesepakbola Martin Reijnders.
Musim ini, kakak dari Eliano Reijnders ini sudah mencetak 6 gol bagi Milan. Saking moncernya, pemain 26 tahun itu disebut sebagai pembelian terbaik Milan di transfermarket.
Ya, Reijnders hanya berbandrol 20,5 juta Euro atau sekitar Rp 343 miliar ketika dibeli dari AZ Alkmaar. Cukup murah untuk perestasi yang kini diukir pemain keterunan Indonesia dari pihak ibu ini. Bahkan, Gazzeta dello Sport menyebut, Reijnders layak dihargai tiga kali lipat.
Ini menjadi bukti bahwa pemain keturunan Indonesia mempunyai bakat yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Reijnders memang memilih Timnas Belanda sebagai pelabuhan karir internasionalnya, tapi sebagai rakyat Indonesia tentu kita boleh berbangga bahwa ada pemain keturunan yang bermain apik di salah satu tim besar Eropa AC Milan.
Terbaru, Tijji-sapaan karibnya bahkan mencetak dua dati tiga gol kemenangan AC Milan atas Empoli. Kontraknya yang berakhir hingga 2028 membuat karirnya diprediksi bakal terus melejit di sepakbola Eropa?
Lalu bagaimana dengan Sang adik, Eliano yang kini memilih Timnas Indonesia? Masih dini untuk menyebut prestasi Eliano.
Sebab, capsnya di Timnas masih 1 kali di bawah asuhan Shin Tae-yong. Namun, sebagai penikmat bola kita tentunta berharap Eliano juga bisa seperti kakaknya.
Bermain apik bersama PEC Zwolle dan tentu saja bersama Timnas Indonesia yang kini berjuang di babak kualifikasi Piala Dunia 2026.
Kalau Indonesia lolos, tentu kita patut bangga karena satu keluarga bermain di Piala Dunia dengan negara berbeda. Semoga. (*)