Dia mengingatkan bahwa memilih pemimpin tidak hanya soal menggunakan hak pilih, tetapi juga berpikir matang sebelum menentukan pilihan.
“Jadi memilih itu bukan hanya menggunakan hak, tapi menggunakan pikiran kita terlebih dahulu,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Komunitas Pemuda Lingkar Kritis Raden Arkan mengapresiasi antusiasme peserta dalam diskusi ini, yang dihadiri oleh sekitar 400 mahasiswa.
“Alhamdulillah, meskipun acara dapat dikatakan cukup mendadak, namun mendapat respons positif dari masyarakat,” ungkap Raden Arkan.
Pihaknya berharap, kegiatan ini mampu meningkatkan kesadaran pemuda dalam menyaring informasi dan mengasah nalar kritis, terutama di era digital yang penuh dengan manipulasi opini.
“Harapannya, masyarakat, khususnya pemuda, dapat lebih kritis dalam mengelola informasi,” tuntas dia. (bin)