Spanduk Kotak Kosong Menjamur, Pengamat Politik: Bentuk Kekecewaan Terhadap Praktik Politik Pragmatis
Pengamat politik Ikhsan Rosidi.-Arif Alfiansyah-
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Suhu pertarungan Pilkada Surabaya semakin menarik. Meski tak ada adu gagasan atau visi misi karena paslon hanya satu dan melawan kotak kosong. Namun, di satu sisi pertarungan spanduk-spanduk antara pendukung kotak kosong yang mengatasnamakan rakyat dan spanduk pendukung paslon tim ErJi semakin menjamur di Kota Surabaya.
BACA JUGA:Spanduk Anda Memasuki Kawasan Kotak Kosong Bertebaran di Peneleh
Pengamat politik Ikhsan Rosidi menyampaikan fenomena masih agresifnya pendukung kotak kosong dalam menyuarakan aspirasinya menjelang coblosan Pilkada Surabaya 2024 secara luas dapat dimaknai sebagai dampak langsung dari kekecewaan sebagian masyarakat terhadap praktik politik pragmatis.
"Mereka kecewa terhadap praktik politik pragmatis di Surabaya yang memaksakan Pilwali hanya diikuti oleh satu paslon, bukan semata-mata simbol kekecewaan para pendukung paslon yang gagal berlaga," kata Ikhsan, Senin 4 November 2024.
Selain itu, terdapat sebagian lapisan masyarakat warga Surabaya yang merasa aspirasi dan hak politiknya dirampas dan dibatasi akibat pilwali yang hanya diikuti oleh satu paslon.
"Yang kemudian menemukan kanal pelampiasan melalui spanduk-soanduk dukungan terhadap gerakan coblos kotak kosong, " jelasnya.
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Ribuan Spanduk Coblos Kotak Kosong di Surabaya, Sabotase Redam Suara Rakyat?
Ikhsan menambahkan, sepanjang gerakan dukungan ini masih dilakukan tanpa disertai dengan tindakan pemaksaan dan anarkisme masih wajar.
"Saya kira wajar saja masih dapat dipahami, mengingat jika ditilik dari kaidah demokrasi gelaran pilkada yanh hanya diikuti oleh satu paslon jelas tidak sehat dan tidak fair," pungkasnya. (alf)
Sumber: