BACA JUGA:Anggaran Pelebaran Jalan Brosem Kota Batu Capai Rp 9 Miliar
Syamsul mengakui bahwa proses pembebasan lahan yang memakan waktu cukup lama menjadi kendala utama. Dimana proses pembebasan lahan ini melibatkan sejumlah tahapan, mulai dari negosiasi harga, pembayaran ganti rugi, hingga proses pindah milik. Selain itu, adanya warga yang belum bersedia pindah juga menjadi kendala tersendiri.
“Kendalanya karena pararel itu sehingga agak lambat nunggu pembebasannya jalan. Kita harus menunggu warga pindah ke rumah baru, baru kemudian rumah lamanya dibongkar dan kita bisa memulai pengerjaan,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai potensi munculnya titik penyempitan (bottleneck) baru di perbatasan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik, mengakui bahwa hal tersebut masih menjadi pekerjaan rumah.
Pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten Gresik untuk melanjutkan proyek pelebaran jalan ini hingga ke perbatasan. Namun, proses koordinasi dan pelaksanaan proyek di wilayah Gresik diperkirakan akan memakan waktu sekitar 3 tahun lagi.
"Nanti kita akan koordinasi tapi itu masih lama, paling 3 tahun lagi baru sampai ke sana, " pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan proyek pelebaran Jalan Raya Menganti Lidah Wetan yang digadang-gadang sebagai solusi mengatasi kemacetan di kawasan Surabaya Barat justru menimbulkan kekhawatiran akan munculnya titik penyempitan (bottleneck) baru.
BACA JUGA:Terdampak Pelebaran Jalan, Pedagang Manyar Gresik Setahun Menunggu Tempat Relokasi
Pertumbuhan pesat kawasan Gresik sisi barat Surabaya terutama di sektor properti, telah meningkatkan volume kendaraan yang melintas di jalan tersebut, terutama bagi warga Gresik yang bekerja di Surabaya.
Anggota Komisi C DPRD Surabaya, Josiah Michael menyuarakan kekhawatirannya. Jika Pemerintah Kabupaten Gresik tidak segera melakukan pembangunan infrastruktur jalan yang sepadan, maka pelebaran jalan di sisi Surabaya justru akan menciptakan bottleneck baru.
"Alih-alih mengatasi kemacetan, proyek ini justru berpotensi memperparah kondisi lalu lintas di Surabaya. Keberhasilan proyek ini juga sangat bergantung pada kesiapan Pemerintah Kabupaten Gresik untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur jalan di wilayahnya, " Josiah diwawancarai Memorandum.
BACA JUGA:Polisi Kerja Bakti, Buka Lahan TPU dan Pelebaran Jalan di Karangrejo
Josiah memperingatkan bahwa jika Pemerintah Kabupaten Gresik tidak segera merespons upaya pelebaran jalan yang dilakukan oleh Surabaya, maka akan muncul bottleneck atau titik penyempitan yang justru akan memperparah kemacetan di sisi Surabaya.
"Bayangkan jika jalan di Surabaya sudah lebar, tetapi di sisi Gresik masih sempit. Tentu saja akan terjadi penumpukan kendaraan dan kemacetan yang parah. Diharapkan Pemkab Kabupaten Gresik menyambut dengan menyambung akses dari Surabaya" jelasnya.
Oleh karena itu, legislator dari Fraksi PSI ini meminta agar Pemkot Surabaya segera melakukan koordinasi dengan Pemkab Gresik terkait pelebaran jalan ini.