“Tak lama saat bel berbunyi, kita lanjut pelajaran dan G izin ke toilet dengan kondisi marah dan menangis,” ujar sumber dalam tulisan tersebut.
“Dia membanting semua barang (pintu dan botol). Saat dia balik dari toilet, dia terlihat habis menangis,” sambung sumber.
Beberapa menit kemudian, pasca siswa G kembali duduk di kursi kelas dan guru bernama Mr Murdo tengah menerangkan materi, tiba-tiba G beranjak dari kursinya dan menghampiri B.
Dijelaskan sumber, saat itu G dengan perasaan emosi dan sedih memukul kepala B menggunakan botol dengan sangat kencang. Tak ayal, darah langsung mengalir dari kepala B.
Bahkan saking kerasnya pukulan tersebut, botol milik G pecah menjadi beberapa bagian. Pada saat yang bersamaan, G berteriak di hadapan B, “Kon to sing nulis itu?”
Belum sempat menjawab, B lantas disadarkan dengan darah yang terus mengucur di kepalanya. B lalu menghardik G dengan kalimat umpatan.
BACA JUGA:Diduga Murid SMAK Gloria 2 Surabaya Dipukuli, Manajemen Tempuh Jalur Hukum
“Mr Murdo terdiam dan langsung menahan darah di kepala B sambil membawa B ke UKS. Saat itu pun G ikut keluar tapi entah dia pergi ke mana. Kita sekelas panik,” tandas sumber dalam suratnya.
Sementara itu, Derby Valensia selaku Humas Yayasan Pendidikan Kristen Gloria Surabaya dikonfirmasi terkait peristiwa ini belum memberikan responsnya, meski Memorandum sudah berupaya menghubungi beberapa kali melalui nomor telepon WhatsApp.(bin)