Tak hanya itu, ia menjelaskan, kampung tematik sendiri tidak hanya seputar kegiatan daur ulang produk, akan tetapi juga memiliki cakupan yang luas seperti kuliner, pertanian, dan wisata. Penentuan kampung tematik ini juga harus diwujudkan berdasarkan dari budaya di daerah setempat.
“Hubungan antara kampung tematik dengan ekonomi sirkular, yaitu saling mendukung dalam menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat lokal,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, dengan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi sirkular, maka kampung wisata tematik dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal secara efisien, mengurangi limbah, dan mendorong daur ulang serta penggunaan ulang produk yang ada. Selain itu, branding Kampung Tematik juga berperan penting dalam menarik perhatian publik dan mendukung pariwisata di Surabaya.
“Keberhasilan ini mengingatkan bahwa ekonomi sirkular memerlukan keterlibatan aktif masyarakat dan dukungan dari berbagai sektor,” pungkasnya. (rio)