Khofifah-Emil Kedodoran, Risma-Gus Hans Menguat!

Selasa 22-10-2024,09:16 WIB
Reporter : Ariful Huda
Editor : Muhammad Ridho

Kita tunggu 5 pekan ke depan di mana para kontestan berebut hati pemilih agar pada 27 November mendatang, hadir ke bilik suara, menggunakan hak pilihnya. Salah satu yang membuat Gus Ipul itu terjerembab, jatuh dalam kontestasi satu lawan satu (head to head) adalah dugaan adanya fatwa wajib (fardhu ain) memilih Khofifah.

Fatwa memihak salah satu kontestan itu menyebabkan Khofifah diserang keras karena dianggap menggunakan politik identitas. Dan, para kontestan Pilgub Jatim kali ini, ketiganya santri dan sama-sama pernah bergiat dalam ormas kegamaan terbesar, Nahdlatul Ulama' (NU). Apalagi, sosok Gus Hans yang notabene Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al-Azhar, Peterongan, Jombang dengan kualifikasi teologi keagamaan yang tak diragukan.

BACA JUGA:Kemacetan Mengular di Jalan Lidah Akibat Debat Publik Perdana Pilgub Jatim, Ratusan Polisi Siaga

Luluk, mantan anggota DPR pada periode 2019-2024, tampak fasih mengevaluasi Khofifah selama memimpin Jawa Timur. Ia berpandangan, banyak program jalan di tempat dan tidak strategis. Misalnya, jembatan Suramadu belum menjadi sambungan Surabaya-Madura yang berimplikasi pada perekonomian masyarakat di pulau Madura.

Setelah itu, Luluk-Lukman memberikan garis bawah tebal (bold), menyetujui gagasan Risma. Terutama soal karakter pemimpin yang me-niscaya-kan berintegritas. Antara janji dengan kenyataan harus paralel. 

Bagi Risma, janji calon sorang pemimpin itu harus ditepati saat terpilih. Termasuk, pemimpin harus resik, bersih! Dengan demikian, tata kelola pemerintahan yang baik akan tercipta. Pernyataan terakhir ini menjadi pukulan telak karena mata publik sedang tertuju pada pemerintahan Jawa Timur yang sedang mengikuti ujian integritas yang digelar KPK.

Lebih jauh, pasangan Risma (Gus Hans) menyebut bahwa, pendusta itu bukan hanya yang menyobek merah-putih. Melainkan, tuna integritas. Antara yang diucapkan dengan kenyataan tak berbanding lurus. Tidak amanah, dan tidak memberikan perhatian pada mereka yang terpinggirkan, ter-marginal-kan, dan terlupakan.

BACA JUGA:Pendukung Luluk, Khofifah, Risma Semarakkan Debat Perdana Pilgub Jatim, Simpatisan Risma Datangkan Barongan

Risma juga memiliki perhatian serius pada Tembakau dan garam yang menjadi salah satu sumber mata pencaharian masyarakat Madura. Menurut Risma, harga tembakau yang kerap tak memihak pada petani, menjadi agenda Risma-Gus Hans agar kesejahteraan warga Madura meningkat signifikan. Selanjutnya, Risma dan Luluk menyoal keberpihakan Khofifah pada masyarakat pulau garam.

Khofifah pun menjelaskan tentang program-program yang sudah dilakukan untuk pemberdayaan dan pemuliaan terhadap masyarakat Madura. Juga, menyebut angka kemiskinan yang mengalami penurunan. 

BACA JUGA:Risma-Gus Hans, Kuda Hitam Pilgub Jatim : Tiap Pekan, Naik 7-8 Persen

Sejenak membaca data. Prosentase perbandingan masyarakat miskin di perkotaan dan pedesaan di Jawa Timur turun ke angka 9,79 persen. Hal tersebut diduga karena anggaran Bansos APBD Jatim (2023) Rp.19 miliar lebih untuk 13.188 orang dan postur anggaran Bansos di APBD (2024) Rp.27 miliar sehingga penerima Bansos naik sekitar 5.000 orang menjadi 18.000 ribu penerima, seperti dilansir Suarasurabaya.net, 17 Januari 2024. Sebaliknya, bila dilihat pada masyarakat miskin di pedesaan per Maret 2024, angka kemiskinan bertengger di 13,30 persen, dan rangking 3 kemiskinan dari 6 Provinsi di pulau Jawa, 9,79 persen (Kompas, 4 Juli 2024). Sedangkan Kabupaten termiskin di Jawa Timur ditempati oleh Sampang (20,83%), Bangkalan (18,66%), dan Sumenep (17,78%) sebagaimana dilansir BPS Provinsi Jawa Timur, 5 Agustus 2024. 

BACA JUGA:Dukungan Guru Madrasah Diniyah Perkuat Langkah Risma-Gus Hans di Pilgub Jatim 2024

Nah, secara tidak langsung, Risma meragukan pengakuan Khofifah yang sudah memuliakan masyarakat Madura dengan menyatakan bahwa, tiap turun ke Madura, masih banyak masyarakat yang tak memiliki air untuk pertanian, apalagi air bersih untuk konsumsi sehari-hari. Garam yang melimpah juga tak bisa diangkat sebagai industri garam yang berpengaruh pada kesejahteraan warga Madura.

Risma hendak menegaskan bahwa, antara apa yang sudah dilakukan dan diakui sebagai keberhasilan bertentangan dengan fakta dan realitas di lapangan. Menunjukkan pertentangan (ambivalen), bukan? 

Pada pernyataan penutup Risma, memberikan pesan agar Jawa Timur dikelola dengan baik dan benar melalui prinsip Resik-Resik Jatim. Gus Hans melengkapi dengan mengutip firman Allah SWT (Qs. Al-Maun), relevan dalam menggambarkan apa yang harus dikembangkan dan dimajukan untuk Jawa Timur, mengkonfirmasi bahwa, PDI Perjuangan tak salah menyandingkan Risma-Gus Hans yang merupakan aset kaum Nahdliyin yang sangat diperhitungkan.

Kategori :