BACA JUGA:Kenali Dampak Negatif Tingginya Kadar Kolestrol Terhadap Kesehatan Mata
Yang pertama adalah rutin melakukan pengecekan mata 12 bulan sekali. Lalu, batasi penggunaan gadget.
Kuncinya adalah 20-20-20. Yakni, saat mata sudah menatap layar gadget selama 20 menit, maka wajib mengalihkan pandangan ke obyek lain selama 20 detik. Obyek yang dilihat sekurangnya berjarak 20 kaki atau 6 meter.
"Kemudian yang tak kalah penting agar terhindar dari kelainan refraksi adalah dengan beraktivitas outdoor. Cara ini mengurangi penggunaan mata di ruangan tertutup yang minim cahaya. Sehingga nantinya mata lebih rileks, tidak mudah lelah, juga tidak terlalu sering melakukan pekerjaan melihat dekat," jelas Firmansjah.
BACA JUGA:Bahaya! Hindari 5 Kebiasaan Buruk yang Merugikan Kesehatan Mata
"Pencahayaan yang cukup juga sangat penting, terutama saat membaca buku. Dengan cara-cara tersebut, maka diharapkan kondisi mata tetap terjaga dengan baik dan sehat," sambungnya.
Terakhir, pihaknya menekankan mengenai stigma penggunaan kacamata yang dapat menambah minus mata seseorang semakin naik.
Firmansjah menegaskan bahwa hal tersebut adalah mitos dan tidak benar. Justru, penggunaan kacamata adalah solusi dan cara efektif dalam menekan minus mata.
BACA JUGA:Tak Hanya Wortel, Ini 7 Menu Sehat untuk Meningkatkan Kesehatan Mata
"Kacamata adalah solusi paling terjangkau untuk mengatasi kelainan refraksi. Kalau harus memakai kacamata, maka tidak usah malu, tidak usah minder. Sebab pakai kacamata itu keren kok, dan juga cakep. Dengan memakai kacamata, maka kita sejatinya telah menjaga kesehatan mata," tandas Firmansjah yang juga bekerja di Klinik Mata dr Sjamsu dan RS Siloam ini.
Dalam acara tersebut, Perdami mengingatkan pentingnya dukungan keluarga dalam menjaga kesehatan mata anak-anak.
Pihaknya tidak bisa bergerak sendiri. Namun dibutuhkan peran dan dukungan dari pemerintah, tenaga medis serta masyarakat itu sendiri.
BACA JUGA:Tips Menjaga Kesehatan Mata Agar Terhindar dari Computer Vision Syndrome
"Masyarakat harus berperan memantau lingkungannya. Ortu harus melihat dari dekat pertumbuhan anaknya. Bagaimana kondisi mata anak dan berkomitmen untuk mencegah kelainan refraksi sejak dini," tuntasnya. (bin)