TULUNGAGUNG, MEMORANDUM.CO.ID - Keracunan massal di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol yang mengakibatkan satu warga meninggal dunia dan lainnya menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit, mendapatkan perhatian serius dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia.
Pemicu keracunan itu diduga akibat makan nasi berkat (kenduri), yang didapatkan salah satu warga dari saudaranya di wilayah Kabupaten Blitar. Nasi berkat dengan lauk ayam goreng itu dibagikan kepada saudara - saudara lain yang ada di Tulungagung.
Naasnya, dua hari berselang, salah satu korban yang mengeluh mual, muntah dan pusing, itu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Tetapi nyawanya gagal diselamatkan.
BACA JUGA:7 Warga Tulungagung yang Keracunan Nasi Hajatan Masih Dirawat
Fasilitator BPOM BIG Indonesia, Masduki mengatakan, kasus keracunan yang dipicu makanan kenduri tidak hanya terjadi kali ini saja. Ada beberapa hal yang menjadi pemicunya. Seperti proses pengolahan yang tidak bersih, kemudian kebersihan diri perorangan yang kurang baik, lalu penyajian yang tidak sesuai baik tempat, peralatan, wadah dan kebersihan personal yang terlibat dalam penyajiannya.
"Yang utama soal higienitas. Baik tempat maupun personnya," ujar Masduki, Jumat 27 September 2024.
Masduki menjelaskan, kondisi seperti ini bisa mengakibatkan mikroba pathogen berkembang dan dapat menyebabkan sakit perut, mual, muntah, diare atau disentri. Bahkan bisa memicu kram perut 4 - 16 jam setelah mengonsumsi pangan yang terkontaminasi mikroba pathogen, bakteri maupun virus.
BACA JUGA:Sempat Dirawat, Satu Warga Junjung Tulungagung Meninggal Diduga Keracunan Nasi Berkat
"Penyakit akibat pangan selain menjadi beban kesehatan masyarakat, menurunkan kwalitas generasi muda serta memberikan kontribusi yang signifikan terhadap biaya perawatan kesehatan, juga dapat menghambat perdagangan pangan," urainya.
Masduki mengingatkan, Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan di Kecamatan Sumbergempol ini bisa dicegah jika masyarakat memahami kondisi makanan sebelum dikonsumsi.
Sebab kelayakan makanan untuk dikonsumsi sangat berkaitan erat dengan kondisi makanan yang bisa memicu terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
BACA JUGA:Kematian Pemuda Gondanglegi Murni Keracunan Miras, Bukan Pembunuhan
Masduki memberikan tips mencegah keracunan pangan terjadi lagi. Yakni dengan mencuci tangan setelah menggunakan toilet, saat mengolah pangan dan sebelum makan, lalu mencuci dan membersihkan peralatan masak serta perlengkapan makan, sebelum dan sesudah digunakan.
Pihaknya juga mengingatkan agar masyarakat menjaga area dapur atau tempat mengolah pangan dari serangga dan binatang lainnya. Kemudian gunakan air dan bahan baku pangan yang bersih dan bermutu. Lalu masak pangan sampai matang sempurna. Selanjutnya tempatkan pangan yang sudah masak pada tempat yang aman dari kemungkinan cemaran.
"Gunakan wadah yang sesuai dengan kondisi pangan dan bersih. Tidak mengkonsumsi pangan yang sudah kadaluarsa/ yang sudah berbau atau berubah rasa dan yang terakhir adalah dengan tidak mengkonsumsi pangan yang kemasannya tidak baik, rusak maupun cacat," pungkasnya. (fir/fai)