SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID-Ustaz Heru Tjahyono Ketua Tim Inovasi dan Pengembangan Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya menyebut pentingnya anak-anak diberikan kesempatan mengembangkan potensi diri. Bagaimana menjadikan anak yang memiliki jiwa leadership dan kreatif sejak dini.
“Berikan kesempatan masa kanak-kanak ini lebih natural jadi bukan by design namun. Biarkan mereka menjadi diri sendiri namun tetap berikan pendampingan agar mereka bisa mengembangkan potensinya,” ungkap Ustaz Heru. Selengkapnya bisa disaksikan Podcast di Memorandum TV mulai Jumat, 6 September 2024 bersama host Eko Yudiono.
BACA JUGA:Podcast dengan Peraih Medali Emas Porwanas e-Sport: Sulitnya Membagi Waktu Liputan dan Latihan
Heru menjadi salah satu pioneer dalam pembelajaran yang edukatif dan kreatif di SD Muhammadiyah. “Konsep yang saya kembangkan pembelajaran entertainment. Jadi belajar dengan menyenangkan dan tidak kaku,” ungkap Heru.
Memberikan eksplorasi dan kesempatan mengembangkan diri jadi. “Ada proses yang harus dilakukan. Diberikan ruang. Tidak ada perlakuan diskriminatif. Karena itu di sekolah kami tidak ada rangking dan tidak ada siswa-siswi yang tidak naik kelas,” tegasnya.
Bagaimana penilaian siswa-siswi jika sekolah keratif SD Muhammadiyah 16 tidak menggunakan sistem rangking? “Banyak aspek yang kita nilai bukan hanya soal angka-angka. Ada raport atau laporan siswa-siswi tapi dengan narasi tertentu,” imbuhnya.
Awalnya menurut Heru apa yang dilakukannya memang menuai pro dan kontra. Namun setelah ia memberikan penjelasan-penjelasan yang masuk akal, wali siswa akhirnya mengerti. Selain tidak menerapkan sistem rangking,
Ada 4 aspek yang diajarkan kepada siswa-siswi. Antara lain, spiritual, emosional, intelektual dan kreativitas.
Di Kelas V menurut Ustaz Heru, siswa-siswinya mendapatkan tugas akhir. Bahkan, mereka menggembleng siswa-siswi di markas TNI. “Ini kami lakukan agar siswa tidak hanya berada di zona nyaman,” bebernya.
Intinya menurut Heru, di sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 16 Surabaya, siswa-siswi diberikan ruang seluas-luasnya mengembangkan potensi diri sekreatif mungkin. Di bagian akhir, Heru berharap, program parenting yang akan dilakukan memberikan dampak lebih segnifikan terhadap kreativitas siswa-siswi sehingga memiliki jiwa leadership. (ono)