SURABAYA, MEMORANDUM – Sebanyak 50 peserta dari berbagai pengajar bahasa di wilayah Jawa Timur mengikuti pelatihan Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA) yang diselenggarakan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada Senin, 19 Agustus 2024.
Pelatihan yang diadakan di Ruang Seminar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Lidah Wetan ini mengusung tema "Integrasi Budaya Lokal dalam Pengajaran BIPA: Strategi, Media, dan Kurikulum".
Tujuan dari seminar yakni untuk meningkatkan keahlian dan mutu proses bimbingan bahasa Indonesia kepada penutur asing.
BACA JUGA:Pembukaan ASEAN University Games 2024, Unesa Siap Jadi Tuan Rumah Terbaik
BACA JUGA:Menikmati Gemerlap City Light Surabaya di Tepian Danau Unesa
Pelatihan BIPA ke-2 ini menjadi bagian dari upaya dalam mempersiapkan para pengajar bahasa Indonesia dalam menghadapi tantangan dari para penutur asing yang belajar di Indonesia, serta untuk mendukung bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional.
Ketua BIPA UNESA, Octo Dendy Andriyanto mengungkapkan bahwa BIPA UNESA kembali diamanahkan untuk membimbing 18 mahasiswa asing dari berbagai instansi dan negara untuk belajar bahasa serta budaya Indonesia.
Sebanyak 3 pemateri yang diundang untuk memberikan ilmu kepada peserta pelatihan seminar ini yakni Dr. Wati Istanti, M. Pd., Dr. Heny Subandiyah, M. Hum., dan Prof. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M. Hum.
Pemateri pertama Dr. Wati Istanti, M. Pd., selaku Direktur Menara Bahasa dan Pengajar BIPA Universitas Negeri Semarang (UNNES) memaparkan materi yang berkaitan dengan pengembangan silabus BIPA tematik.
Ia mengungkapkan kepada peserta pelatihan bahwa sebelum kegiatan pengembangan silabus, sebagai pembelajar BIPA perlu meneliti dan menganalisis karakter calon pembelajar karena itu poin pentingnya.
"Adanya pembuatan silabus ini menekankan pentingnya penyusunan strategi pembelajaran yang interaktif dan mendatangkan manfaat pada pembelajar," ungkap Wati Istanti.
Pemateri kedua Dr. Heny Subandiyah, M. Hum., selaku peneliti dan pengajar BIPA Universitas Negeri Surabaya memaparkan materi mengenai bahan ajar BIPA berbasis seni budaya dengan penjelasan mengenai betapa pentingnya seni budaya dalam pengajaran BIPA.
BACA JUGA:Pascaputusan MK Soal Cakada, Pakar Politik Unesa: Selamat Tinggal Bumbung Kosong dan Cakada Boneka
BACA JUGA:AUG XXI 2024 Surabaya-Malang, Unesa Dapat Emas Terbanyak Untuk Kontingen Indonesia
"Pada saat membimbing pembelajar asing, mahasiswa asing ternyata tertarik kepada lagu pemusik ternama Iwan Fals berjudul Ibu," ungkap Heny.
Dari pengalaman tersebut, ia menekankan bahwa dengan metode seni budaya dapat dijadikan sebagai strategi keterbaruan dalam membimbing dan belajar BIPA yakni dengan cara menyimak lagu.
Terakhir, materi yang diberikan oleh Prof. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M. Hum., berisi tentang strategi menulis buku serta melawan rasa malas untuk mengembangkan bakat penulis.
"Tipsnya, buat matriks sebelum menulis buku. Targetkan bab dan halaman buku yang akan ditulis, juga apa saja daftar referensinya. Saya selalu menerapkan tips ini setiap akan menulis buku," ucap dosen UNS Prof. Dr. Kundharu Saddhono, S.S., M. Hum.
Selain itu, ia juga membagikan contoh buku karyanya yang mengusung tema kuliner Indonesia seperti pisang goreng, rawon, dan lainnya sebagai penunjang strategi pengajaran BIPA.
Seluruh peserta pelatihan seminar BIPA sangat puas dengan materi-materi yang diberikan, sehingga diharapkan kedepannya kemampuan para pengajar BIPA dapat meningkat dan terus berkembang dalam mengajarkan bahasa Indonesia. (mg33, mg36)