SURABAYA, MEMORANDUM - Dalam Operasi Patuh Semeru 2024 yang dilaksanakan pada 15 Juli hingga 28 Juli 2024, setidaknya ada 662 kasus kecelakan yang mana jumlah tersebut turun 27 persen bila dibandingkan tahun lalu sebanyak 904 kasus.
BACA JUGA:KPK Larang 21 Tersangka Kasus Dana Hibah Jatim ke Luar Negeri selama 6 Bulan ke Depan
Hal ini disampaikan Dirlantas Polda Jatim Kombespol Komarudin bahwa jumlah kasus kecelakaan pada operasi patuh kali ini sebanyak 622 turun 27 persen dibandingkan 2023 dengan 904 kasus.
"Korban meninggal dunia (MD) tercatat 18 orang turun sebanyak 67 persen dibanding 2023 yakni 54 MD, luka berat masih sama, dan korban luka ringan turun 21 persen sebanyak 1.012 orang," kata Kombespol Komarudin.
BACA JUGA:Ribuan Pelanggar Lalin Terjaring Operasi Patuh Semeru 2024 di Pasuruan Kota
Dibalik angka tersebut, banyak hal yang harus dicermati dan disadari oleh pengguna jalan bahwa dalam 14 hari tersebut bisa dijadikan tolak ukur, gambaran atau evaluasi yang akan Ditlantas Polda Jatim lakukan ke depannya.
BACA JUGA:Sempat Dirawat, Ibu Bocah Korban Kecelakaan Maut di Menganti Akhirnya Tewas
"Tolok ukur keberhasilan operasi ini, bukan berapa banyak pelanggar yang kita ditindak. Tapi seberapa banyak kita mampu mencegah orang melakukan pelanggar," ujar mantan Kapolres Metro Jakarta Pusat.
Dari data pelanggaran total secara keseluruhan mampu menekan pelanggaran sampai dengan 85 persen dari 1.846.000 pelanggaran di tahun 2023 menjadi 279.871.
Secara umum total pelanggaran 1.904.996 pelanggaran di tahun ini 382.398 pelanggaran. Mudah mudahan ini juga merupakan gambaran masyarakat kita yang semakin takut.
BACA JUGA:Dua Minggu Operasi Patuh Semeru 2024, Ada 382.398 Pelanggar
"Selain itu juga masih banyak roda dua yang menggunakan knalpot tidak sesuai dengan spesifikasi dengan jumlah 3.390 kendaraan. Kalau dilihat dari catatan angka alhamdulillah kita mampu menekan pelanggaran maupun tingkat fatalitas yang terjadi," lanjutnya.
BACA JUGA:PDI-P Serahkan Surat Rekomendasi kepada Bacakada Jombang Mundjidah- Sumrambah
Sementara untuk wilayah dengan tingkat kecelakaan tertinggi Polresta Sidoarjo, disusul Polres Jombang, Polrestabes Surabaya, Tuban, dan Polres Malang.
"Lima Polres dengan tingkat kecelakaan tertinggi. Dan yang terendah yakni, Polres Sampang, Polres Pasuruan Kota, Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Polres Probolinggo Kota, dan Polres Batu. Namun Polres Pelabuhan Tanjung Perak menduduki ranking satu tingkat fatalitas tertinggi jadi jumlah sedikit tapi meninggal dua dari empat kasus selama operasi," urainya.