Fenomena Gubes Abal-abal, Prof Oscarius: Gelar Adalah Tanggung Jawab Intelektual dan Moral

Selasa 23-07-2024,22:05 WIB
Reporter : Alif Bintang
Editor : Ferry Ardi Setiawan

Dosen aktif di Akademi Sekretari dan Manajemen Indonesia (Amasi) Surabaya ini menegaskan bahwa tidak bisa instan dalam mencapai gelar gubes. Minimal karirnya sebagai dosen tidak pernah terputus.

Lalu, sudah menghabiskan 10 tahun sejak memiliki jabatan akademik. Yakni, dimulai pada saat menjadi asisten ahli, lektor, lektor kepala, hingga gubes.

BACA JUGA:LLDIKTI VII Jatim Bantah Bermain Jual-Beli Gelar Gubes

"Dari lektor kepala ke gubes juga tidak bisa instan, perlu minimal menunggu selama dua tahun. Kalau tiba-tiba dikukuhkan sebagai profesor tanpa menjadi lektor kepala terlebih dahulu, maka patut dipertanyakan gelarnya," tandas Prof Oscarius.

Terakhir, Prof Oscarius berharap fenomena gubes abal-abal ini tak semakin masif. Menurutnya yang dapat mencegah adalah menteri. Namun ia mengembalikan persoalan ini ke masing-masing insan yang terlibat.

Yang jelas, kata Prof Oscarius, seorang gubes tak sekadar bertanggung jawab secara intelektualtas, namun juga menjunjung tinggi moralitas.

BACA JUGA:Diduga, Praktik Jual-Beli Gelar Gubes Libatkan Petinggi LLDIKTI VII Jatim, Dibanderol Rp200-300 Juta

"Seseorang yang ingin menjadi guru besar itu adalah cita-cita. Bagi dosen karir, gelar profesor merupakan hadiah. Sedangkan bagi seseorang di luar dosen, pemerintah sudah memfasilitasi dengan memberikan honoris causa. Sehingga tidak perlu dipaksa-paksakan untuk mengejar sebuah gelar guru besar," pungkas pria kelahiran 1976 ini. (*)

Kategori :