Fenomena Gubes Abal-abal, Prof Oscarius: Gelar Adalah Tanggung Jawab Intelektual dan Moral

Selasa 23-07-2024,22:05 WIB
Reporter : Alif Bintang
Editor : Ferry Ardi Setiawan

SURABAYA, MEMORANDUM - Meraih gelar guru besar (gubes) tidak lah mudah. Rute untuk menuju gelar profesor itu pun berliku. Juga sangat menguras keringat dan waktu. Tidak ada jalan tol, apalagi jalan pintas.

Namun faktanya, sekarang ini gelar gubes bisa dibanderol. Banyak profesor abal-abal yang lahir. Mereka mengakali dengan membuat jurnal predator.

Bahkan ada dugaan praktik main mata antara calon profesor bersama asesor. Ditambah dengan bantuan oknum di lembaga layanan pendidikan tinggi (LLDIKTI). Lengkap sudah cara licik agar surat keputusan (SK) pengangkatan gubes cepat diraih.

BACA JUGA:Dugaan Inspektorat Bekingi LLDIKTI VII Jatim, Lindung Saut Maruli Tepis Miliki Kedekatan Khusus Petinggi

Fenomena gubes abal-abal ini lantas disesalkan oleh banyak pihak. Tak terkecuali, Prof Dr Oscarius Yudhi Ari MH MM CLI. Dia berpendapat bahwa jabatan profesor bukan hanya wujud intelektualitas, namun juga simbol moralitas. Karena itu, ia sangat mengecam keras adanya permainan dalam meraih gelar gubes.

"Meraih gelar guru besar itu soronya (sulitnya) setengah mati. Jadi kalau sampai ada seseorang dalam meraih gelar tersebut tanpa melalui proses akademik yang panjang dan berliku, maka tentu sangat disayangkan. Saya tidak menyalahkan siapa pun, namun pada dasarnya menjadi guru besar itu bukan hanya tanggung jawab intelektual, melainkan juga moral," ucap Prof Oscarius, Selasa, 23 Juli 2024.

Prof Oscarius belum lama dikukuhkan sebagai guru besar di bidang manajemen. Gelarnya bisa dikatakan masih fresh. Tepatnya, ia dikukuhkan pada 3 Februari 2024 lalu.

BACA JUGA:Praktik Jual-Beli Gelar Gubes, Inspektorat Kemendikbudristek Diduga Bekingi LLDIKTI VII Jatim

Namun demikian, rekam jejaknya sebagai dosen sudah dimulai sejak 2002. Ia aktif mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Artha Bodhi Iswara Surabaya.

Kemudian pada 2012 baru mulai mengurus jabatan fungsional/akademik (jafa). Itu setelah Prof Oscarius lulus sebagai doktoral di Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya.

"Dari sana, banyak hal yang perlu saya persiapkan sebelum meraih gelar guru besar. Mulai dari aktif mengajar, membuat buku, merilis jurnal, menjadi pembicara, hingga pengabdian masyarakat," kata Prof Oscarius yang saat ini tengah menempuh studi Kajian Ilmu Kepolisian Sekolah Pascasarjana Unair.

BACA JUGA:LLDIKTI VII Jatim Diduga Terlibat Jual-Beli Gelar Gubes, Pemerhati: Perlu Evaluasi dan Reformasi

Dari serangkaian aktivitas akademik itu, Prof Oscarius terus mengumpulkan poin demi poin angka kredit kumulatif. Guna menyentuh gelar gubes, dibutuhkan sedikitnya 850 poin.

Sebagai arek Suroboyo, Prof Oscarius tentu pantang menyerah. Apalagi, gelar gubes merupakan keinginannya. Ia termotivasi oleh seniornya saat menjadi mahasiswa di Untag Surabaya. Jabatan gubes, kata Prof Oscarius, semata agar semakin berdedikasi untuk mencerdaskan generasi bangsa.

"Untuk dapat meraih jabatan profesor, seseorang harus bergelar doktor, lalu mengumpulkan atau memenuhi angka kredit minimal sebesar 850. Tidak hanya itu, dia juga harus memenuhi beberapa persyaratan khusus lainnya, seperti membimbing mahasiswa program doktor, pernah memperoleh research grant (hibah penelitian), hak paten, dan harus memiliki artikel berkualitas yang dimuat dalam jurnal internasional bereputasi sangat baik," terangnya.

Kategori :