Sementara Jamil, pengepul ikan di Bawean menyebut, bahwa harga ikan di pasaran sewaktu-waktu bisa berubah-ubah. Hal ini disebabkan beberapa faktor. Faktor yang paling dominan karena keterbatasan persediaan es dan coolbox.
"Selain itu, saat ini KMP Gili Iyang masih dalam proses docking, sehingga pengiriman ikan ke daratan Jawa mengalami kesulitan dan harus menunggu kapal yang akan berlayar ke Sedayu, Lamongan," jelas dia.
BACA JUGA:Warga Ngawi Ramai-Ramai Gadai Emas dan Traktor untuk Biaya Sekolah
Kendati demikian, selama ini para pengepul ikan secara langsung sedikit sudah membantu kesulitan dari para nelayan Bawean.
"Namun sarana dan prasarana yang penting bagi nelayan Bawean belum tersedia dan hingga kini tidak berfungsi," tandasnya.
Diketahui, ada sekitar 25 kapal porsen nelayan yang berlabuh di area dermaga IPPP.
BACA JUGA:Tiga SDN di Ngawi Tak Dapat Murid Baru
Terpisah, Sabrun Jamil, koordinator IPPP Bawean, mengakui memang untuk freezer untuk pendinginan ikan sudah lama tidak beroperasi. Bahkan, hampir 20 tahun tidak berfungsi. "Untuk sarananya sudah ada, tapi alatnya tidak ada," ungkap dia.
Selama ini, lanjut dia, para nelayan hanya menggunakan kulkas keluarga untuk keperluan pendinginan ikan.
“Pernah ada pengusaha lokal mau menyediakan freezer tapi daya listrik tidak kuat,” tandasnya.
BACA JUGA:Curi Emas dan Uang Tetangga, Warga Wuluhan Diamankan Polisi
Untuk itu, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak PLN Bawean. Namun, belum bisa tambah daya. Meskipun alat pembangkit listrik milik PLN ada di area dermaga IPPP.
BACA JUGA:Tak Ada Target, Piala AFF U-19 Jadi Ajang Persiapan Kualifikasi AFC U-20
"Dari pihak PLN tidak bisa tambah daya, mungkin nanti di tahun 2025 bisa tambah daya dan kami akan sediakan freezer hingga alat pembuatan es batu," jelas dia. (*)