LUMAJANG, MEMORANDUM - Dalam upaya penanggulangan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) yang masih terjadi, Tim GAKI Kabupaten Lumajang mengadakan Focus Group Discussion (FGD) I yang berfokus pada analisis kesiapan pemerintah daerah. Acara ini berlangsung dua hari di Cafe Alka Lumajang (Selasa, 21 Mei 2024 -Rabu, 22 Mei 2024 dengan dukungan dari Nutrition International (NI) dan pendampingan oleh The JawaPos Institute of Pro-Otonomi (JPIP).
BACA JUGA:Rumah Pegi Setiawan, Salah Satu DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon
“Road map ini sangat diperlukan karena penanggulangan GAKI harus dilakukan secara bersama-sama. Dengan road map yang akan disusun untuk lima tahun ke depan, diharapkan program-program nantinya bisa dilakukan lebih baik,” ungkap drg Erwan Budi Santoso, Plt sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Lumajang saat membuka acara.
Selama ini, Kabupaten Lumajang belum memiliki dokumen pedoman khusus untuk penanggulangan GAKI. Penanganan yang ada masih bersifat parsial dan belum sepenuhnya terintegrasi antar perangkat daerah. Dengan adanya FGD ini, diharapkan dapat terbentuk sebuah roadmap yang komprehensif dan integratif, guna menyelaraskan berbagai upaya penanggulangan GAKI di Lumajang.
BACA JUGA:Pegi Alias Perong, Satu DPO Kasus Pembunuhan Vina Cirebon Berhasil Ditangkap
Acara yang berlangsung selama dua hari ini diawali dengan pemaparan materi oleh Farianingsih, Ketua Pokja KIA-Gizi tentang Urgensi Penyusunan Road Map GAKI di Kabupaten Lumajang. Farianingsih menyoroti masih tingginya peredaran garam beriodium yang tidak memenuhi syarat, yakni sekira 40 persen berdasarkan pengukuran di bulan Maret 2024. Sedangkan materi oleh Felicia Faustina dari Bappeda tentang Program Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) dalam Perencanaan di Kabupaten Lumajang.
BACA JUGA:Imbas Manchester United Terpuruk, Tidak Ada Nama Rashford dan Henderson di Euro 2024
Dalam FGD ini, pada hari pertama peserta diajak melakukan analisis kesenjangan antara kondisi ideal dan kondisi saat ini mengenai GAKI di Lumajang. Para peserta juga melakukan analisis peran stakeholder yang terlibat, guna memahami kontribusi masing-masing dalam upaya penanggulangan GAKI.
BACA JUGA:Karyawan BMI Minta PN Tunda Eksekusi Lahan BMI
Pada hari kedua, kegiatan dilanjutkan dengan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats) untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada. Kemudian, analisis TOWS (threats, opportunities, weaknesses, strengths) dilakukan untuk merumuskan strategi yang tepat berdasarkan hasil SWOT.
BACA JUGA:Polsek Genteng Gelar Pengamanan Seleksi CAT Akademik dan Asesmen Mental Ideologi
“Hasil dari FGD ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penyusunan dokumen road map yang komprehensif dan menjadi panduan dalam upaya penanggulangan GAKI di Kabupaten Lumajang secara lebih efektif dan terintegrasi. Ini merupakan lanjutan dari kerja-kerja NI di Kabupaten Lumajang yang sudah dilakukan sebelumnya,” terang Baidlowi Mahbub, perwakilan NI di Jawa Timur.
BACA JUGA:Jelang Tour De Panderman, Kapolres Batu Pimpin Apel Kesiapan Anggota
Dengan dukungan penuh dari Nutrition International dan pendampingan oleh Hariatni Novitasari dan Ahmad Faizin dari JPIP, Tim GAKI Kabupaten Lumajang optimistis bahwa langkah ini akan membawa perubahan signifikan dalam penanganan masalah GAKI di wilayah ini, menuju generasi yang lebih sehat dan bebas dari gangguan akibat kekurangan iodium. (*)