umrah expo

Ironi di Balik Bisnis Terlarang Eks Lokalisasi Moroseneng Surabaya, Razia Diduga Sering Bocor

Ironi di Balik Bisnis Terlarang Eks Lokalisasi Moroseneng Surabaya, Razia Diduga Sering Bocor

Seorang perempuan di kawasan eks lokalisasi Moroseneng, Sememi, Surabaya, yang masih ramai aktivitas malam hari.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Aktivitas prostitusi di kawasan eks lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, hingga kini masih berlangsung meski telah lama ditutup oleh Pemerintah Kota Surabaya, Kamis 9 Oktober 2025.

Dari penelusuran tim Memorandum bersama anggota DPRD Kota Surabaya, sejumlah wisma di kawasan Sememi Jaya I dan II diduga kembali beroperasi sebagai tempat praktik prostitusi terselubung.


Mini Kidi--

Pantauan di lapangan menunjukkan, kawasan itu tampak hidup pada malam hari dengan lalu lintas keluar masuk pria dewasa yang cukup padat.

Beberapa warga sekitar menyebut aktivitas tersebut kerap terjadi setiap malam, bahkan saat aparat tidak sedang berpatroli.

BACA JUGA:Komisi A Soroti Aset Mangkrak di Eks Lokalisasi Moroseneng, Desak Pemkot Optimalkan Pemanfaatan

“Sudah beberapa kali ada razia, tapi selalu bocor. Sebelum petugas datang, tempatnya sudah kosong,” ujar salah satu warga yang enggan disebut namanya.

Temuan itu menguatkan dugaan adanya kebocoran informasi dari pihak tertentu setiap kali operasi penertiban dilakukan.

Sumber internal menyebut, setiap wisma di kawasan itu disebut-sebut memiliki “pengamanan” tersendiri agar aktivitas mereka tidak terganggu.

BACA JUGA:Patroli Satpol PP Nihil Prostitusi di Moroseneng, DPRD Tuding Informasi Bocor

Selain transaksi jasa, aktivitas ekonomi lain juga tumbuh di sekitar lokasi, mulai dari warung hingga penjual kebutuhan hiburan malam yang melayani penghuni wisma.

Kondisi ini menunjukkan adanya ekosistem ilegal yang saling menopang, dan sulit diberantas tanpa tindakan tegas serta pengawasan berkelanjutan dari aparat terkait.

Seorang perempuan yang mengaku pernah bekerja di kawasan itu menyebut alasan ekonomi menjadi faktor utama banyak perempuan bertahan di lingkungan tersebut.

BACA JUGA:Eks Lokalisasi Moroseneng Masih Beroperasi, Satpol PP Surabaya Janji Tertibkan

Menurutnya, meski penghasilan yang diterima tidak besar, mereka tetap memilih bertahan karena faktor keamanan dan kebutuhan hidup sehari-hari.

“Kalau ditutup, ya harus ada solusi. Banyak yang menggantungkan hidupnya di sini,” katanya.

Sementara itu, anggota DPRD Kota Surabaya yang turut melakukan penelusuran, mendesak Pemerintah Kota Surabaya agar menindak tegas semua pihak yang masih terlibat.

BACA JUGA:Geliat Prostitusi di Eks Lokalisasi Moroseneng, Anggota DPRD Ditawari Layanan Esek-Esek Rp 200 Ribu

“Kalau memang kawasan itu sudah ditutup, maka harus benar-benar bersih. Tidak boleh ada praktik yang justru menodai komitmen Pemkot dalam menjaga moralitas dan ketertiban,” tegas salah satu anggota dewan.

Pihaknya juga meminta Satpol PP untuk melakukan pengawasan rutin serta menindak tegas pemilik bangunan yang terbukti disalahgunakan untuk praktik prostitusi.

BACA JUGA:Lurah Sememi Bantah Isu Prostitusi dan Pungutan Liar di Eks Lokalisasi Moroseneng Surabaya

Selain itu, perlu sinergi lintas instansi agar penanganan eks lokalisasi Moroseneng tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

“Penertiban tidak cukup hanya menutup tempat. Harus ada solusi bagi warga yang terdampak agar tidak kembali pada praktik lama,” imbuhnya.

Sumber:

Berita Terkait