Direktorat Perlindungan WNI Pastikan Hak Korban Kebakaran Hongkong Diterima Ahli Waris di Ponorogo
Perwakilan Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri Riza Darmawan Kunjungi Rumah Duka Dina Martiana.--
PONOROGO, MEMORANDUM.CO.ID - Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia mengunjungi rumah Dina Martiana di Desa Tajug, Kecamatan Siman.
Almarhumah Dina Martiana merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang menjadi korban jiwa kebakaran di kawasan pemukiman Wang Fuk Court, Tai Po, Hong Kong, Rabu 26 November 2025 lalu.
BACA JUGA:PMI Ponorogo Meninggal Akibat Kebakaran di Hongkong

Mini Kidi--
"Tujuan kami disini untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, pada suami dan anak-anak. Kemudian untuk mengumpulkan dokumen atau data pendukung yang akan digunakan untuk penanganan jenazah almarhumah," kata perwakilan Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Riza Darmawan, Kamis 4 Desember 2025.
Kemenlu memastikan hak-hak mendiang bisa diterima kepada ahli waris keluarga, termasuk membantu kepulangan jenasah Dina Martiana.
BACA JUGA:Disnaker Ponorogo Lacak Kabar 2 PMI Jadi Korban Kebakaran Apartemen di Hongkong
"Saat akan dipulangkan Kemenlu akan membantu pengurusan hak-hak keuangan atau finansial yang belum dibayarkan oleh agensi, majikan, dan asuransi juga serta kompensasi dari Pemerintah Hongkong," ungkap Riza Darmawan.
Riza belum bisa memastikan kapan jenazah perempuan 36 tahun itu sampai di rumah duka Desa Tajug Kecamatan Siman.
"Untuk kepulangannya belum ada estimasi yang bisa ditetukan karena masih ada proses penanganan yang dilanjutkan oleh KJRI Hongkong dengan rumah sakit disana dengan kepolisian Hongkong," tuturnya.
BACA JUGA:Misi Kemanusiaan Polri: Beri Perlindungan Hukum bagi PMI di Hongkong dari Ancaman TPPO dan TPKS
Diakui Riza, dari ratusan korban kebakaran di Tai Po, Hongkong, 9 diantaranya diduga WNI. " Lebih dari 100, yang sudah teridentifikasi ada sembilan. Jadi kami kemarin dua sampai tiga hari ini sedang menyebar ke Malang, Indramayu, Cilacap. Lalu ada sekitar sepuluh atau sembilan lagi yang belum didapat di identifikasi", pungkasnya.(jkn/rik)
Sumber:



