umrah expo

Warga Ponorogo Diduga Selundupkan 2 Ton Sabu ke Kamboja

Warga Ponorogo Diduga Selundupkan 2 Ton Sabu ke Kamboja

Perangkat Dukuh Sumberagung Purnomo menunjukkan foto Paryatin alias Dewi Astutik.--

PONOROGO, MEMORANDUM.CO.ID –Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Dukuh Sumberagung Desa/Kecamatan Balong ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Badan Intelijen Strategis (BAIS) di Kamboja atas dugaan penyelundupan 2 ton sabu senilai Rp5 triliun, Rabu 3 Desember 2025.

Penangkapan dilakukan di Sihanoukville oleh Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, atase Pertahanan RI di Kamboja, dan BAIS, Senin 1 Desember 2025.


Mini Kidi--

Perangkat Dukuh Sumberagung Desa/Kecamatan Balong, Purnomo, membenarkan bahwa foto-foto terduga penyelundupan sabu tersebut adalah warganya bernama asli Paryatin.

“Nama aslinya sesuai KTP yang masuk data kita adalah Paryatin,” katanya, Rabu 3 Desember 2025.

Dijelaskan Purnomo, warga Sumberagung tidak menyangka warganya menjadi terduga penyelundup barang haram tersebut.

BACA JUGA:Dana Desa Tahap II Terancam Tidak Cair, APDESI Ponorogo Minta Penundaan PMK 81

“Kalau melihat kerjaan, kalau benar yang seperti itu ya tidak sesuai sebenarnya, tidak mengira itu kan. Jadi ekonomi rumah tangganya kelihatannya malah justru menurun, tidak ada perkembangan,” jelasnya.

Suami Paryatin, Sarno (51), mengaku masih syok dengan kabar penangkapan istrinya karena sepengetahuannya bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Taiwan.

“Tidak mengira, orang katanya baik-baik saja. Saya tidak tahu sepak terjangnya, tahunya jadi TKW pembantu rumah tangga. Pamitnya ke rumah bosnya yang dulu di Taiwan, setelah itu saya tidak tahu ke mana,” ungkapnya.

BACA JUGA:PMI Ponorogo Meninggal Akibat Kebakaran di Hongkong

Sarno menjelaskan istrinya merantau sejak 2013 hingga 2023 menggunakan identitas adiknya, Dewi Astutik, dan hal yang sama dilakukan pada 2024 hingga kini tertangkap sebagai terduga penyelundup 2 ton sabu.

Di sisi lain, Sarno mengakui komunikasi dengan istrinya jarang dilakukan karena hanya terjadi pada awal keberangkatan ke luar negeri.

“Sempat waktu awal-awal berangkat dulu, cuma membicarakan kondisi anak, itu pun belum tentu sebulan sekali. Kirim uang pun buat jajan anak,” ujarnya.

BACA JUGA:KPK Geledah Rumah Ketua KONI Ponorogo

Sarno mengaku pasrah mengingat istrinya sulit diingatkan sejak dahulu.

“Saya pasrahkan ke hukum saja, dari dulu memang susah didikannya,” pungkasnya. (jkn/rik)

Sumber: