umrah expo

Temuan Mikroplastik dalam Darah, Aktivis Lingkungan Serukan Warga Surabaya Stop Air Minum Kemasan

Temuan Mikroplastik dalam Darah, Aktivis Lingkungan Serukan Warga Surabaya Stop Air Minum Kemasan

Aktivis lingkungan bersama mahasiswa turun ke jalan melakukan sosialisasi bahaya mikroplastik.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Temuan mengejutkan mengenai keberadaan 23 bahan kimia berbahaya dalam darah manusia memicu reaksi keras dari para pegiat lingkungan. Ecoton bersama mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) dan Universitas Negeri SURABAYA (Unesa), menggelar aksi di perempatan Jalan Soekarno, Jumat 28 November 2025.

Dalam aksi tersebut, para aktivis menyerukan peringatan dini kepada masyarakat Surabaya untuk segera menghindari ancaman kesehatan dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, khususnya Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).

BACA JUGA:Tercemar Mikroplastik, GrowGreen Imbau Warga Surabaya Tidak Mengonsumsi Air Hujan


Mini Kidi--

Koordinator Kampanye Mikroplastik Ecoton, Alaika Rahmatullah, mengungkapkan bahwa data terbaru menunjukkan adanya kontaminasi serius pada tubuh manusia. 

Hal ini merujuk pada temuan senyawa kimia plastik dalam darah para pemulung di wilayah Gresik.

BACA JUGA:Seruan Aksi! Ecoton Desak Australia Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

"Temuan senyawa kimia plastik dalam darah pemulung di Gresik harus menjadi pelajaran berharga agar kita terhindar dari bahaya mikroplastik. Kita harus stop penggunaan air minum dalam kemasan plastik," tegas Alaika di sela-sela aksi.

Alaika menjelaskan lebih rinci bahwa 50 persen jenis polimer mikroplastik yang ditemukan dalam sampel darah tersebut adalah Polyethylene Terephthalate (PET) dan Phthalates. 

Kedua senyawa ini diketahui merupakan komponen utama dalam pembuatan botol plastik air minum kemasan.

BACA JUGA:Tanam 1.000 Bibit Mangrove, Kolaborasi Pemkot Bersama WVI Jaga Kelestarian Lingkungan Pesisir Surabaya

Sebanyak 20 orang aktivis yang tergabung dalam aliansi Ecoton, Growgreen, River Warrior, serta mahasiswa Unair Kampus C dan Unesa, turut serta dalam aksi ini. Mereka membentangkan poster berisi ajakan untuk mengurangi plastik sekali pakai, seperti tas kresek, styrofoam, dan botol plastik.

Anjar, mahasiswa Ilmu Komunikasi Unesa yang turut berorasi, mengingatkan bahwa dampak botol plastik tidak hanya merusak ekosistem perairan, tetapi kini telah masuk ke dalam tubuh manusia.

"Botol air minum dalam kemasan plastik makin mencemari sungai, laut, dan perairan kita. Botol plastik juga menjadi sumber mikroplastik yang mencemari lingkungan dan mengancam kesehatan manusia," ujar Anjar.

Sumber: