umrah expo

Gedung Singa di Surabaya, Penjaga Sejarah di Jantung Kota Lama

Gedung Singa di Surabaya, Penjaga Sejarah di Jantung Kota Lama

Bangunan Singa di kawasan Kota Lama Surabaya dengan kemegahan arsitekturnya-Cahya Fitra Sava Ardhiani-

MEMORANDUM.CO.ID - Dikenal dengan julukan "Gedung Singa," bangunan ikonik ini berdiri tegak di pinggir Jalan Jembatan Merah, Kota Surabaya.

Julukannya bukan tanpa alasan; dua patung singa bersayap gagah berdiri sebagai penjaga gerbang, sebuah simbol klasik yang secara visual menegaskan status dan aura penting bangunan tersebut sejak awal didirikan.

Dibangun pada tahun 1901, Gedung Singa kini telah menginjak usia lebih dari satu abad. Meskipun menua, arsitekturnya yang terawat kokoh menjadi saksi bisu denyut nadi sejarah kota. Keberadaannya yang strategis di tepi jalan memudahkan siapa pun untuk menemukannya.

BACA JUGA:Kebun Binatang Surabaya, Ikon Sejarah dan Edukasi Keluarga yang Tetap Relevan

BACA JUGA:Disbudporapar Dukung Penuh Surabaya Fashion Festival 2025 di Kota Lama

Pentingnya nilai warisan ini diakui secara resmi oleh Pemerintah Kota Surabaya dengan penetapan Gedung Singa sebagai Warisan Cagar Budaya. Keputusan ini menggarisbawahi komitmen pelestarian arsitektur bersejarah di tengah derasnya laju modernisasi perkotaan.

Kepiawaian arsitektur di balik kemegahan ini berasal dari tangan-tangan maestro Belanda. Awalnya, rancangan diajukan oleh Marius J. Hulswut, namun proposalnya ditolak, dan akhirnya proyek ini diambil alih oleh arsitek terkemuka, Hendrik Petrus Berlage.

Menariknya, proses perancangan ini melibatkan kolaborasi tiga seniman kelas dunia: Jan Toorop, Joseph Mendez de Costa, dan tentu saja, Berlage sendiri.

Saat ini, Gedung yang secara historis dimiliki oleh perusahaan asuransi PT Jiwasraya tersebut memang tampak kosong. Namun, matanya kini terbuka lebar melihat masa depan. Pemerintah Kota Surabaya sedang menjalin diskusi dengan Pemerintah Belanda mengenai revitalisasi kawasan ini.

Harapannya, Gedung Singa dapat dihidupkan kembali, mungkin sebagai pusat sejarah atau galeri publik, yang akan menyinari kembali kejayaan Kota Lama Surabaya dan menarik minat wisatawan serta para fotografer.

Bagi para pengunjung, daya tarik bangunan ini terasa nyata. "Kebetulan rumah saya dekat dari sini ditambah tempatnya yang klasik khas Belanda, makanya saya datang ke sini untuk foto atau hanya menikmati keindahan bangunannya saja," ujar Arya, salah satu pengunjung yang terpesona oleh aura klasiknya.


Artikel ini ditulis oleh Cahya Fitra Sava Ardhiani, Mahasiswa Magang di Memorandum

Sumber: