Wali Kota Eri Akui Kesulitan Berantas Prostitusi Terselubung di Moroseneng Surabaya

Wali Kota Eri Akui Kesulitan Berantas Prostitusi Terselubung di Moroseneng Surabaya

Wali Kota Eri Cahyadi menanggapi aktivitas prostitusi terselubung di kawasan Moroseneng, Benowo, Surabaya.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID – Dugaan kembali maraknya praktik prostitusi di eks lokalisasi Moroseneng, Kelurahan Klakahrejo, Kecamatan Benowo, mendapat tanggapan langsung dari Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Wali kota mengklaim Pemkot Surabaya telah melakukan pengawasan ketat bahkan sebelum penggerebekan yang dilakukan Sat Samapta Polrestabes Surabaya pada Sabtu  11 Oktober 2025, malam.


Mini Kidi--

Eri menegaskan bahwa penindakan yang dilakukan oleh Polrestabes merupakan bagian dari kerja sama terpadu antara Pemkot Surabaya, TNI, dan Polri.

“Itu kan kerja sama dengan kita. Jadi kita sudah melakukan beberapa hari yang lalu terkait dengan pengamanan di sana. Kita melibatkan Polrestabes, kita melibatkan TNI,” ujar Eri usai rapat paripurna di DPRD Kota Surabaya, Senin 13 Oktober 2025.

BACA JUGA:Wakil Ketua DPRD Surabaya Sindir Camat Benowo: Jangan Tutup Mata Terhadap Eks Prostitusi Moroseneng

Eri tidak menampik masih adanya aktivitas prostitusi di kawasan yang telah resmi ditutup sejak 2015 itu.

Ia menjelaskan, modus para pelaku yang mengunci tempat dari dalam membuat pengawasan menjadi sulit.

“Di situ tempatnya itu tertutup, terkunci dari dalam. Jadi kalau dari luar kelihatan tidak ada kegiatan. Maka ketika itu kita lakukan bersama dengan TNI-Polri,” jelasnya.

Untuk mengatasi hal tersebut, pemkot bersama aparat keamanan menerapkan strategi dengan mendirikan pos penjagaan di tengah area eks lokalisasi, penjagaan ini diklaim telah berlangsung selama dua minggu.

BACA JUGA:Ironi di Balik Bisnis Terlarang Eks Lokalisasi Moroseneng Surabaya, Razia Diduga Sering Bocor

“Dan kita juga melakukan pos penjagaan di sana. Dan kami terus bergerak bersama dengan kepolisian untuk yang seperti ini. Karena yowes negene iki, bendino ngene (ya sudah seperti ini, setiap hari begini),” ungkap Eri.

“Sudah dua minggu, ini malam full di situ. Di tempat yang sudah kita jaga,” tegasnya.

Menurut Eri, strategi penempatan pos di tengah area merupakan saran dari kapolres dan dandim.

BACA JUGA:Komisi A Soroti Aset Mangkrak di Eks Lokalisasi Moroseneng, Desak Pemkot Optimalkan Pemanfaatan

“Itu saran Pak Kapolres dan Pak Dandim. Taruh di tengah-tengahnya saja posnya. Jadi kelihatan, meskipun ada pintu yang dikunci tapi ada orang keluar, berarti di dalam itu ada yang tidak beres,” terangnya.

Terkait enam orang yang diamankan Polrestabes Surabaya di Klakahrejo—dua mucikari, dua PSK, satu pelanggan, dan pemilik wisma—Eri menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian.

“Kalau itu sudah sanksinya dari polres, karena sudah jelas,” katanya.

Untuk pencegahan jangka panjang, Pemkot Surabaya fokus pada pengoptimalan aset yang sudah diakuisisi agar tidak lagi digunakan untuk praktik prostitusi.

BACA JUGA:Eks Lokalisasi Moroseneng Masih Beroperasi, Satpol PP Surabaya Janji Tertibkan

“Terkait bangunannya, tetap kita jaga agar tidak digunakan lagi seperti itu. Yang kita lakukan adalah penjagaan,” tutur Eri.

Eri juga memastikan rumah-rumah yang telah dibeli Pemkot akan dialihfungsikan menjadi pusat kegiatan positif, seperti kegiatan karang taruna. Namun, ia menegaskan bahwa peran masyarakat tetap diperlukan dalam menjaga lingkungan.

“Jadi rumah yang sudah kita beli akan menjadi pusat karang taruna dan kegiatan lainnya. Kita gerakkan semuanya untuk menjaga bersama. Tidak bisa dibebankan pada satu pihak saja,” pungkasnya.

Diketahui, eks lokalisasi Moroseneng yang ditutup sejak 2015 kembali disorot setelah ditemukan aktif beroperasi. Pada Sabtu 11 Oktober 2025, malam, Sat Samapta Polrestabes Surabaya melakukan operasi dan mengamankan enam orang di salah satu rumah berkedok warung kopi. Praktik serupa juga ditemukan di kawasan Sememi Jaya I dan Sememi Jaya II.

Sumber:

Berita Terkait