Dorong Kesadaran Bencana, BPBD Gresik Berhasil Bentuk 153 Desa Tangguh Bencana
Bencana banjir luapan sungai Kali Lamong di Jalan Raya Desa Morowudi, Cerme, Gresik. -Achmad Willy Alva Reza-
GRESIK, MEMORANDUM.CO.ID - BPBD Gresik terus menggencarkan program desa tangguh bencana (Destana) sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan terhadap risiko bencana di tingkat desa. Program itu juga untuk mendorong kemandirian desa menghadapi bencana sebelum bantuan datang.
Sejak dimulai kali pertama kali pada 2017, setidaknya 153 desa dan kelurahan tangguh bencana telah dibentuk BPBD Gresik hingga Juni 2025. Nyaris setengah dari total 356 desa dan kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Gresik.

Mini Kidi--
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gresik Driatmiko Herlambang mengatakan, dalam setahun pihaknya ditarget pemkab untuk membentuk 20 Destana. Termasuk di Pulau Bawean yang menjadi kawasan rawan gempa.
“Di tahun ini kita juga sama ditargetkan untuk membentuk 20 desa tangguh bencana,” ujar Miko saat ditemui, Minggu 22 Juni 2025.
Ia menjelaskan, pembentukan Destana di Gresik cukup bagi kesiapan warga dalam menghadapi berbagai macam bencana. Bukan hanya bencana alam, tetapi juga bencana non-alam seperti kebakaran pemukiman dan kegagalan teknologi.
BACA JUGA:Tergenang Banjir, Jalan Raya Morowudi Gresik Ditutup, Arus Lalin Dialihkan
“Kegagalan teknologi itu misalnya seperti yang rawan dialami oleh desa-desa di wilayah industri. Seperti kebocoran gas pabrik, kebakaran, dan ledakan yang membahayakan warga di sekitarnya,” terang Miko.
Itulah kenapa, lanjut Miko, melalui Destana masyarakat desa diajarkan dan dikenalkan terkait potensi bencana yang mengancam wilayah tempat tinggal mereka. Melalui sosialisasi terhadap perangkat desa, PKK, dan karang taruna.

BPBD Gresik melakukan sosialisasi Desa Tangguh Bencana. -Achmad Willy Alva Reza-
“Jadi kalau desanya ada di dekat laut, kami sosialisasikan terkait ancaman rob. Kalau sungai tentu terkait banjir. Untuk ibu-ibu PKK biasanya kami siapkan untuk membuat dapur darurat,” tuturnya.
BACA JUGA:Banjir Gresik Terus Meluas, Polisi Tutup Jalan Morowudi-Benjeng
Destana menjadi bentuk kolaborasi antara pemerintahan dan warga desa dalam mempercepat penanganan bencana. Miko berharap, program tersebut meningkatkan kesiapsiagaan warga dan menciptakan budaya sadar bencana.
Jika program tersebut berhasil, desa tidak hanya tangguh dalam krisis, melainkan kuat secara ekonomi dan sosial. Terutama yakni agar dapat meminimalkan potensi kerusakan dan korban jiwa.
“Warga jadi tidak panik saat bencana datang, karena tahu apa yang harus dilakukan, dan bisa saling membantu,” tandasnya. (rez)
Sumber:



