Perjalanan Hidup Ni Made Windi Mulianingsih Dibimbing Hidayah Tak Terduga
Ni Made Windi Mulianingsih.--
SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Sebuah kisah yang begitu memukau, seakan langit pun turut tersenyum menyaksikan perjalanan spiritual seorang wanita bernama Ni Made Windi Mulianingsih. Ia adalah sosok mualaf yang hidupnya berubah setelah mendengar suara azan
Sebelum menjadi mualaf pada tahun 2014, Windi adalah seorang pemeluk Hindu yang taat. Namun, hidupnya mulai berubah ketika ia sering mendengar suara azan berkumandang. Bukan sekadar suara biasa, setiap kali azan berkumandang, tubuhnya gemetar, dan hatinya merasa ditarik oleh kekuatan yang tak kasat mata.

Mini Kidi--
"Rasanya seperti dipanggil oleh sesuatu yang begitu besar, sesuatu yang lebih tinggi dari segalanya," ujar Windi
Perlahan tapi pasti, rasa penasarannya terhadap Islam mulai tumbuh. Ia mulai belajar membaca Al-Qur’an meski hanya surat-surat pendek, mengikuti pengajian bersama saudara-saudaranya yang mayoritas Muslim, dan bahkan diam-diam mempelajari tata cara salat.
"Aku seperti melihat cahaya yang begitu terang di ujung lorong gelap. Aku ingin mencapainya, apa pun risikonya," katanya
BACA JUGA:Pemuda Islam Abangan Bingung Hendak Nikah vs Mualaf
Satu malam, Windi bermimpi mendengar suara azan yang begitu jelas, seolah-olah ia berada di tengah padang pasir luas tanpa batas. Di dalam mimpi itu, ia merasa ada dorongan kuat untuk mengucapkan kalimat syahadat.
"Saat itu aku masih ragu, karena ini kan mimpi. Tapi setelah bangun, hatiku semakin mantap. Rasanya seperti Allah sedang berbisik langsung ke telingaku," tuturnya.
Hari-hari berikutnya, Windi semakin yakin bahwa Islam adalah jalan yang harus ia tempuh. Tanpa paksaan atau tekanan dari siapa pun, ia memutuskan untuk masuk Islam. Dengan diantar oleh ibunya, ia datang ke sebuah masjid dekat rumah. Saat itu, ulama di masjid tersebut menyambutnya dengan senyum hangat, seakan-akan mereka sudah menunggu kedatangannya selama bertahun-tahun.
BACA JUGA:Penolak Syariat Islam Terjebak Jadi Mualaf Penikmat Syariat (1)
"Ustaznya bilang, Kalau kamu sudah yakin, monggo sekarang juga bisa dan saat itu juga, aku mengucapkan dua kalimat syahadat," ungkap Windi
Setelah resmi menjadi mualaf, Windi menghadapi tantangan yang tak kalah dahsyat. Belajar salat lima waktu, membaca Al-Qur’an dengan lancar, hingga menjalankan ibadah puasa adalah hal-hal baru. Awalnya, ia sering merasa lemas saat berpuasa. Bahkan, ada hari-hari ketika ia lupa sahur dan harus bertahan hingga magrib dengan perut kosong. Namun, tekadnya yang sekuat baja membuatnya terus maju.
Sumber:

