umrah expo

Kolaborasi Lurah dan Ketua RW 3 Tambaksari Sulap Tempat Pembuangan Sampah Jadi Area Fungsional

Kolaborasi Lurah dan Ketua RW 3 Tambaksari Sulap Tempat Pembuangan Sampah Jadi Area Fungsional

Pembersihan lahan di Kelurahan Tambaksari menggunakan Excavator--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID — Lahan Pemerintah Kota Surabaya yang terbengkalai bertahun-tahun berubah menjadi tempat pembuangan sampah warga yang berada di Jalan Bogen Pojok, Kelurahan Tambaksari.

Lurah Tambaksari,Amdany Praptama Yantony, S.STP, dan Ketua RW 3, Ratna Helena, berkolaborasi untuk memanfaatkan lahan Pemkot menjadi suatu yang berguna untuk warga dibandingkan hanya sebatas menjadi tempat pembuangan sampah.

BACA JUGA:Viral! Penutup Saluran Kedung Sroko Diduga Dicuri, Camat Tambaksari: Hoaks, Saat Itu Memang Belum Terpasang


Mini Kidi--

Sejak surat keputusan telah turun dari Pemkot Surabaya, lahan yang terbengkalai langsung dieksekusi dengan menggunakan Excavator untuk mempercepat proses pengerjaan. 

Lahan mencapai luas kurang lebih 420 m² kepemilikan aset pemerintah kota Surabaya, rencananya akan dibangun balai RW dan gedung serbaguna untuk pertemuan warga sekaligus urban farming untuk ketahanan pangan yang ada di wilayah Kelurahan Tambaksari.

BACA JUGA:Bobol Rumah di Jedong Tambaksari, Warga Sidonipah Dimassa

Proses diawali dengan pembersihan lahan menggunakan excavator untuk mempercepat pemindahan tumpukan sampah yang telah menumpuk selama puluhan tahun. Menurut Amdany, sekitar 20 kali truk mengangkut sampah dari area tersebut.

“Tempat ini sebenarnya lahan kosong yang tidak dimanfaatkan oleh Pemkot Surabaya, sehingga banyak warga dari Kelurahan Tambaksari maupun Ploso yang membuang sampah di sini,” jelas Amdany. Senin, 1 Desember 2025.

Setelah pembersihan, rencananya lahan akan dipaving agar terlihat lebih bersih, rapi, dan indah. Selain itu, perawatan seperti pemangkasan ranting pohon akan dilakukan untuk menciptakan suasana bersih.

BACA JUGA:Cerita Scoopy Maudy, Hilang di Kenjeran, Ditemukan Nyala di Gang Bogen Tambaksari

Dalam proses pembersihan lahan, muncul pro dan kontra dari warga sekitar. Namun, Amdany menjelaskan bahwa miskomunikasi adalah hal yang wajar dalam setiap pembangunan. 

“Untuk pro dan kontra, itu hal yang wajar dalam setiap pembangunan pasti ada miskomunikasi. Yang jelas, kita melakukan pendekatan secara persuasif kepada warga, kita lakukan pemahaman-pemahaman, alhamdulillah semuanya bisa menerima dengan baik,” ujar Amdany.

Amdany berharap, setelah pembangunan selesai, lahan ini dapat bermanfaat maksimal bagi warga. Mengingat RW 3 merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi, keberadaan balai RW baru akan sangat membantu untuk menampung lebih banyak orang.  

Sumber: