Densus 88 dan Pemkot Surabaya Bergandeng Tangan Cegah Radikalisme di Kalangan Pelajar
Siswa SMPN 19 Surabaya menandatangani deklarasi cegah radikalisme.-Alif Bintang-
Kasatgaswil Jatim menegaskan, pencegahan ini harus menjadi prioritas utama, agar anak-anak tumbuh dalam lingkungan yang aman dan sehat.
Katanya, fokus utama pencegahan tertuju pada game online yang mengandung unsur kekerasan, seperti Grand Theft Auto (GTA), Roblox (termasuk pengaturan custom game yang sering dimodifikasi untuk konten ekstrem), serta game kekerasan lainnya.
BACA JUGA:Genangan Kepung Sejumlah Wilayah, Kesiapan Pemkot Surabaya Dipertanyakan
Hal senada diutarakan oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi. Eri menyampaikan bahwa ancaman game digital, mulai dari simulasi perampokan hingga konten yang secara halus memperkenalkan perilaku seperti penyalahgunaan zat terlarang dalam alur permainan, dapat mengkontaminasi pola pikir anak.
BACA JUGA:Armada Bus Sekolah Terbatas, Komisi C DPRD Dorong Pemkot Surabaya Tambah Rute Belum Terjangkau
"Permainan daring yang berbau kekerasan sangat berbahaya karena dapat mengkontaminasi pola pikir dan membentuk karakter anak menuju hal-hal yang tidak baik. Game-game ini bahkan secara halus memperkenalkan perilaku berbahaya, dan ini tanpa disadari membenarkan tindakan negatif dalam pikiran anak,” ungkap Eri.
Kolaborasi Densus 88 Satgaswil Jatim dan Pemkot Surabaya tidak hanya berhenti pada deklarasi saja. Ke depannya, akan dilakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah.
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Siapkan Tangan Palsu untuk Santri Korban Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny
Direktorat Pencegahan Densus 88 Mebes Polri juga akan melaksanakan parenting kepada orang tua siswa dan guru-guru. Harapannya, untuk membuat lingkungan yang nyaman di sekolah. (bin)
Sumber:



