umrah expo

Balap Liar Marak di Surabaya, Dewan Usulkan Ruang Legal dan Pembinaan Terpadu

Balap Liar Marak di Surabaya, Dewan Usulkan Ruang Legal dan Pembinaan Terpadu

Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Azhar Kahfi.--

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Aksi balap liar yang kembali marak di sejumlah titik rawan di Kota SURABAYA memicu keprihatinan dari legislatif. 

Anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, Azhar Kahfi menegaskan bahwa fenomena ini tidak bisa lagi dipandang sebelah mata sebagai kenakalan remaja biasa, melainkan telah berevolusi menjadi sebuah subkultur yang kompleks dan membutuhkan pendekatan baru yang lebih humanis.

BACA JUGA:Wujudkan Zero Balap Liar di Surabaya, Tiga Pilar Kelurahan Kapasan Sosialisasi ke Pemilik Bengkel Motor


Mini Kidi--

Menurut Kahfi, penanganan balap liar tidak cukup hanya dengan patroli dan razia rutin. Ia menilai, tindakan represif semata hanya akan memadamkan api sesaat tanpa menyentuh akar persoalannya.

“Balap liar ini bukan peristiwa acak. Sudah terbentuk pola yang berulang dan terstruktur. Ada lokasi-lokasi favorit, waktu-waktu tertentu, bahkan aturan main yang tidak tertulis di antara mereka. Ini bukan sekadar pelanggaran, tapi sudah menjadi bagian dari identitas dan kebanggaan sebagian remaja,” ujar Kahfi. 

BACA JUGA:Libas Balap Liar dan Gangster, Polrestabes Surabaya Intensifkan Patroli Dini Hari

Ia menyoroti bahwa kelompok-kelompok ini telah membentuk komunitas solid dengan sistem kaderisasi dan regenerasi yang berjalan. Ikatan solidaritas dan persaudaraan di antara mereka, menurutnya, seringkali lebih kuat dari hubungan keluarga.

“Ini sudah jadi subkultur yang belum menemukan konotasi positif. Tapi bukan berarti kita harus mengucilkan mereka,” tegasnya.

BACA JUGA:Balap Liar Sukses Ditekan, Tim Jogoboyo 97 Tilang 21 Pemotor dan Amankan 11 Kendaraan

Meskipun mendukung langkah preventif seperti pembatasan jam malam, terutama setelah aktivitas sekolah kembali normal, Kahfi menekankan pentingnya pemetaan yang lebih mendalam terhadap para pelaku. Pemerintah Kota dan pihak kepolisian didorong untuk mengidentifikasi latar belakang mereka.

“Pembatasan jam malam tetap harus dimonitor. Tapi akar masalahnya tidak cukup selesai hanya dengan razia dan patroli. Kita harus tahu siapa mereka, latar belakangnya, dan kenapa mereka memilih jalan itu. Apakah mayoritas pelajar atau mereka yang putus sekolah?” ungkap politisi muda tersebut.

BACA JUGA:Balap Liar Bikin Resah, Polrestabes Surabaya Ambil Langkah Tegas dan Terapkan Strategi Baru

Sebagai solusi jangka panjang, Kahfi mendorong adanya pendekatan yang lebih merangkul. Ia secara terbuka berharap Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfi dapat memberikan perhatian khusus dengan format penanganan yang baru.

Sumber: