umrah expo

Korban Bom Polrestabes Surabaya Ceritakan Kisahnya Tujuh Tahun Lalu

Korban Bom Polrestabes Surabaya Ceritakan Kisahnya Tujuh Tahun Lalu

R Ardi Ramadhan. -Oskario Udayana-

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dentuman bom di Polrestabes Surabaya pada 14 Mei 2018 masih membekas jelas dalam ingatan R Ardi Ramadhan. Tujuh tahun berlalu, Ardi masih mengingat detail kejadian pagi itu, saat ia bersama keluarga hendak menghadiri tahlilan di Mapolrestabes Surabaya. 

BACA JUGA:Pasca Bom Bunuh Diri di Medan, Polrestabes Surabaya Perketat Penjagaan 

Kejadian yang berdekatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya dan agenda Rujak Uleg sore harinya itu mengubah hidup keluarganya selamanya.


Mini Kidi-- 

Ardi menceritakan, ia dan keluarganya tiba di Polrestabes Surabaya sekitar pukul 08.00 WIB. Saat hendak masuk, mereka dihentikan polisi karena penjagaan ketat pasca-pengeboman di gereja Jalan Ngagel.  

"Pagi itu sekitar pukul 08.00 WIB, saya sekeluarga ke Mapolrestabes Surabaya memenuhi undangan tahlilan bersama keluarga. Saya tidak minta terjadi bom," ungkap Ardhi kepada memorandum.co.id.

BACA JUGA:Ketua MUI Tuban  : Aksi Bom Bunuh Diri Tak Sesuai Ajaran Islam  

Beberapa detik kemudian, tiba-tiba motor menerobos penjagaan dan meledak di samping mobil yang ditumpangi Ardi. Ledakan tersebut mengakibatkan ayahnya yang mengemudi meninggal dunia.

"Ayah yang mengemudi pada 14 Mei 2018, meledak persis di sebelah mobil yang saya tumpangi," jelas Ardhi.

BACA JUGA:Jibom Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya Sterilisasikan Gereja Jelang Perayaan Natal 

Ibunya mengalami shock dan tekanan darah tinggi, sementara adik perempuannya mengalami luka serius di paha, perut, dan kepala akibat terkena pecahan besi dan kaca. Ardi sendiri hanya mengalami luka ringan dan telinga berdenging. Setelah kejadian, keluarga Ardi dilarikan ke RS Bhayangkara.  

Ardi mengungkapkan, setelah kejadian, ia dan keluarganya mendapatkan penanganan dari Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT).  Sebulan kemudian, Ardi dipanggil oleh Wali Kota Surabaya saat itu, Tri Rismaharini, dan direkrut untuk bekerja di Humas Pemkot Surabaya.

BACA JUGA:Bom Manusiawi 

"Selama sebulan saya dicari sama timnya Tri Rismaharini, yang ketika itu menjabat Wali Kota Surabaya. Setelah ketemu dapat panggilan dan ditanya apakah sudah bekerja atau belum. Akhirnya sama Bu Risma direkrut dan bekerja di Humas Pemkot Surabaya," kata Ardhi.

Pengalaman traumatis tersebut membuat Ardi selalu waspada terhadap lingkungan sekitar. Ia berharap kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi semua untuk selalu waspada dan meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman.   

BACA JUGA:Jibom Polda Jatim dan Polrestabes Surabaya Sterilisasikan Gereja Jelang Perayaan Natal 

"Kita tidak tahu kapan musibah akan terjadi," ujar Ardhi. 

Berdasarkan rekaman CCTV, pelaku bom bunuh diri tersebut mengendarai Beat L 6629 NN. Ledakan terjadi sekitar pukul 08.50 WIB setelah pelaku sempat tertahan oleh polisi penjaga. (rio)

Sumber:

Berita Terkait