umrah expo

DLH Surabaya Gandeng Akademisi Rumuskan Perwali Pengolahan Sampah

DLH Surabaya Gandeng Akademisi Rumuskan Perwali Pengolahan Sampah

Sampah menggunung di Jalan Pandegiling hasil kerja bakti di tingkat diharapkan bisa dikelola secara mandiri. --

SURABAYA, MEMORANDUM.CO.ID - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya terus berupaya mengatasi permasalahan sampah. Langkah terbaru, DLH akan berkolaborasi dengan akademisi dalam merumuskan Peraturan Wali Kota (Perwali) guna mempercepat pengolahan sampah di tingkat RW.

Kepala DLH Surabaya, Dedik Irianto menjelaskan fokus penanganan sampah dimulai dari sumbernya.  Pembentukan kampung zero waste di setiap RW menjadi prioritas. Dari total 1.300 RW di Surabaya, baru 120 RW yang mampu mengolah sampah secara mandiri.

BACA JUGA:Surabaya Terapkan Pengelolaan Sampah Sesuai UU, Beban Biaya pada Penghasil Sampah


Mini Kidi--

Target tahun ini adalah menambah 500 RW, dengan harapan seluruh wilayah Surabaya mencapai status zero waste pada tahun depan. "Tahun depan baru kami targetkan seluruh wilayah sudah zero waste," ungkap Dedik, Rabu 14 Mei 2025.

Untuk mendukung pengolahan sampah di tingkat RW, DLH berencana memperkuat regulasi melalui Perwali baru.  Akademisi akan dilibatkan dalam proses penyusunan usulan Perwali ini.  Dedik mencontohkan Perwali No. 16 Tahun 2022 tentang penggunaan kantong plastik sebagai regulasi yang efektif dalam mengurangi sampah.

BACA JUGA:Menteri LH: Ada 33 Indikator Permasalahan Sampah Nasional yang Membutuhkan Penanganan Masif

"Saat ini yang paling signifikan dalam mengurangi sampah ada perwali no 16 tahun 2022 tentang penggunaan kantong plastik," paparnya. 

Perwali yang diusulkan diharapkan mampu mengatur dan menekankan pentingnya pengolahan sampah di tingkat RW, guna mengurangi timbunan sampah yang mencapai lebih dari 1.800 ton per hari.  

DLH juga mendorong pengelola mal dan pengembang perumahan untuk bertanggung jawab atas pengelolaan sampah di area mereka, sejalan dengan arahan Kementerian terkait tanggung jawab bersama dalam mengatasi permasalahan sampah.

BACA JUGA:Pabrik Tahu di Sidoarjo Diduga Goreng Pakai Sampah Plastik, DPRD Surabaya Minta Pemkot Waspada

"Disamping itu kami juga meminta pengelola mall hingga pengembang perumahan dapat mengelola sampah sendiri. Sesuai arahan pak Menteri seluruh pihak memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan sampah," pungkas Dedik.

Sebagai informasi, Surabaya telah mencapai angka 100 persen dalam pengolahan sampah. Dari total 1.800 ton sampah per hari, 1.500 ton diolah oleh PT. Layanan Teknologi Sanitasi Surabaya (PTLSA) di TPA Benowo, menghasilkan energi listrik sebesar 11 megawatt.  Sisanya, 300 ton, dikelola melalui 12 Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPS3), rumah kompos, dan ratusan bank sampah. (rio)

Sumber: