Mengenal Retinopathy of Prematurity, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Mata RSUD Jombang

Mengenal Retinopathy of Prematurity, Ini Penjelasan Dokter Spesialis Mata RSUD Jombang

Dokter spesialis mata RSUD Jombang, dr Fatin Hammamah dalam acara talk show di RSUD Jombang.-Biro Mojo-

JOMBANG, MEMORANDUM - Mengenal lebih dalam tentang Retinopathy of prematurity (ROP). Yang mana, ROP adalah suatu keadaan dimana terjadi perkembangan abnormal pembuluh darah retina pada bayi yang lahir prematur, Senin 6 Mei 2024.

Lebih jelasnya, masyarakat Jombang dapat menyimak dibawah apa yang disampaikan oleh Dokter Spesialis Mata Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang, dr Fatin Hamamah Sp.M. 

"ROP merupakan perkembangan abnormal dari pembuluh darah retina yang umumnya terjadi pada bayi prematur," jelas dr Fatin Hamamah. 

Retina, Fstin memaparkan, merupakan bagian terdalam lapisan bola mata yang berfungsi menerima cahaya dan menyampaikannya ke otak, sehingga bisa melihat. ROP merupakan penyebab utama kebutaan pada anak-anak, disamping penyebab yang lain seperti katarak kongenital, glaukoma kongenital dan defisiensi vitamin A. 

BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, RSUD Jombang Raih 3 Penghargaan Sekaligus

"Perkembangan pembuluh darah retina pada janin dimulai pada minggu ke-16 dan akan berkembang dari arah dalam (arteri retina sentralis) menuju ke arah luar. Biasanya perkembangan ini akan menjadi komplit di atas usia 38 minggu," paparnya. 

Lebih lanjut Fatin membeberkan, pada bayi-bayi dengan kelahiran prematur, pembuluh darah retina belum berkembang lengkap. Sehingga ketika bayi prematur berada di luar rahim dengan kondisi oksigen lebih tinggi dibandingkan di dalam rahim, maka terjadi proses vasokonstriksi pembuluh darah retina dan kemudian akan menghentikan pertumbuhan pembuluh darah di dalam retina. 

"Hal ini menyebabkan daerah yang belum terbentuk pembuluh darahnya mengalami keadaan hipoksia dan terbentuknya pembuluh darah yang abnormal (neovaskularisasi) akan menyebabkan terjadinya proses eksudatif di retina dan akan terjadi retinal detachment," bebernya. 

Untuk mendiagnosis terjadinya ROP, Fatin mengungkapkan, bisa melalui skrining pada bayi-bayi dengan berat lahir di bawah 1500 gram dan usia kehamilan di bawah atau sama dengan 32 minggu. Berat lahir 1500-2000 gram, usia kehamilan diatas atau sama dengan 32 minggu dengan riwayat gangguan pernafasan dan membutuhkan oksigen saat kelahiran. 

BACA JUGA:Bersama FKTP, RSUD Jombang Cegah Stroke dan Diabetes

"Semua bayi dengan faktor resiko, seperti sindrom gangguan pernafasan, sepsis, gangguan jantung bawaan, riwayat transfusi darah, kelahiran kembar serta riwayat pemakaian oksigen lebih dari 28 hari," ungkapnya. 

Untuk pengobatan 90 persen ROP merupakan derajat ringan yang tidak membutuhkan tindakan. Manajemen ROP yang memerlukan terapi, yaitu bila pada zona II didapatkan stadiium 2/3 dengan plus, zona I didapatkan stadium 3 tanpa plus, zona 1 ROP dan bayi sakit. 

"Alternatif pengobatan pada ROP yakni, menggunakan laser fotokoagukasi (menghancurkan daerah yg avaskular dan memproduksi VEGF), anti VEGF, dan Vitrektomi," pungkas dr Fatin. (yus)

Sumber: