Teroris Itu Bernama Corona

Teroris Itu Bernama Corona

Dua atau tiga bulan terakhir, bumi yang dipijak manusia gempar. Virus corona atau yang kemudian diberi nama Co-vid-19 menjadi hantu bagi manusia. Informasi awal, “hantu” corona kali pertama merebak dari negara China. Tepatnya Wuhan, ibu kota provinsi Hubei. Kemunculan virus ini spontan membuat kalang kabut banyak negara. Rasa takut pun menyebar. Hampir semua negara lantas berusaha keras melindungi warganya agar tidak terserang virus mematikan itu. Berbagai cara ditempuh. Mulai larangan datang ke tempat keramaian, berkunjung ke negara China, mengurangi bepergian ke bebagai pelosok dunia, hingga mengisolasi negara. Dampak selanjutnya, berbagai sisi kehidupan manusia terpuruk. Termasuk pada sisi perekonomian dunia, yang terganggu dan tergun-cang hebat. Ekspor-impor segala barang di hampir semua negara menurun tajam. Tentu saja semua negara beru-paya melawan serangan virus ini. Setidaknya ada 50 negara melaporkan temuan virus ini. Indonesia termasuk yang melakukannya. Begitu pula negara-negara di Jazirah Arab, di antaranya Saudi Arabia.Berbondong-bondong mereka mencoba mengawasi pergerakan Covid-19 yang kini boleh dibilang sangat meresahkan. Bahkan seolah telah berubah menjadi ancaman atau teror terhadap kehidupan manusia. Buktinya, banyak negara menyisir berbagai tempat dan warganya yang diduga terjangkit infeksi virus ini. Indonesia juga, yang warganya mayoritas muslim. Padahal, hingga kini belum ditemukan satu pun yang positif terjangkit.Begitu pula Saudi Arabia. Menyadari negaranya menjadi jujugan manusia dari pelbagai negara, secara tegas lantas melakukan tindak pencegahan masuknya Covid-19 dengan cara melarang ratusan ribu jemaah umrah dari 22 negara masuk negaranya. Secara materiil tindakan ini tentu merugikan. Sangat! Dan, yang dirugikan tidak hanya pemerintah Saudia Arabia, yang harus kehilangan miliaran dolar, bahkan (mungkin) triliunan rupiah. Negara lain juga, seperti Indonesia dan negara-negara yang memiliki warga beragama Islam. Kenapa? Jawabannya praktis. Mereka merasa terhalangi untuk beribadah umrah, yang menurut keyakinan bisa memperkuat keimanan. Nah, tanpa disadari, suka tidak suka, mau tidak mau, posisi virus corona atau Covid-19 kini sudah sangat nyata sebagai teroris. Khususnya bagi manusia yang beragama Islam. Kalau virus ini tidak segera diberangus habis seperti ketika ne-gara-negara barat melawan teroris, tentu teroris bernama corona akan semakin merajalela menghancurkan bumi manusia.(*)

Sumber: