Darah Mengucur Deras Membasahi Bagian Bawah Gaun Pengantin
Yuli Setyo Budi, Surabaya Pertemuan tak terduga di rumah sakit mendekatkan emosi kedua keluarga. Warok yang sebelumnya sempat emosi dan berniat melabrak Ulum karena dianggap mempermainkan anaknya, hatinya luluh melihat kondisi pemuda tersebut. Sebenarnya Warok dan keluarganya masih sangat lelah. Mereka baru datang dari Banten untuk mengupayakan pengguguran kandungan Titin yang mulai tampak njendhil. Ini terpaksa dilakukan karena keluarga Warok mendengar kabar bahwa selain Titin, Baulum menghamili penghuni kos lain, Vega. Daripada terjadi keributan memperebutkan lelaki, Warok memaksa Titin mengalah. Menggugurkan kandungan. Soal masa depan Titin, Warok yakin semua yang terjadi sudah ditata Yang Mahakuasa. Kita tinggal menjalani dengan ikhlas apa pun yang terjadi. Keyakinan lain Warok, yang bersabar pasti disayangi Tuhan. Sebelumnya segala upaya pengguguran sudah dilakukan, tapi tidak ada yang berhasil. Warok lantas mendengar ada dukun pijat ahli menggugurkan kandungan di Banten. Walau lumayan jauh, Warok bertekad membawa anaknya ke sana. Tapi, dukun pijat di Banten pun menyerah. Segala jenis pijat dan ramuan khusus diberikan kepada Titin, namun janin di perut gadis tersebut bergeming. Jangankan luruh menjadi gumpalan-gumpalan darah, bergeser dari posisinya di rahim Titin saja tidak. Kegagalan upaya menggugurkan kandungan Titin di Banten ada hikmahnya. Yaitu, ternyata masih ada peluang Titin menikah vs Baulum. Itu terjadi pasca Vega mundur dari persaingan memperebutkan Baulum. Pasca Genta minta ganti rugi atas kehamilan anaknya. Pembicaraan soal rencana resepsi pernikahan Titin vs Baulum kembali dibicarakan. Kali ini lebih serius. Diharapkan tidak ada kejadian yang bakal mengurungkannya lagi. Acara dirancang. Undangan disebar. Berbeda dengan adat kebiasaan bahwa akad nikah dan resepsi pernikahan digelar di rumah pengantin putri, kali ini tidak. Semua ritual diadakan keluarga Baulum. Jadi, keluarga Warok di Ponorogo yang terpaksa harus mengalah. Mereka dikoordinasi berombongan untuk datang ke Surabaya. Yang diundang hanya keluarga, kerabat, dan tetangga dekat. Resepsi pernikahan digelar besar-besaran di sebuah hotel ternama. Undangan yang hadir mencapai 2.500 orang. Artis papan atas dari ibu kota didatangkan. Ada empat MC, lima penyanyi, dan 20 dancer. Baulum dan Titin duduk anggun di panggung. Mereka mengenakan busana seperti raja dan raju zaman kerajaan. Anggun sekali. “Yang tidak disangka, di antara tamu-tamu tadi terlihat Pak Genta dan keluarganya,” kata Arman, yang menjelaskan bahwa keluarga ini sebenarnya tidak diundang. “Hal itu aku tanyakan ke Pak Baudi keesokan harinya. Mereka tidak diundang,” imbuh Arman. Diakui Baudi, hatinya sempat ketar-ketir, takut Genta bikin onar di tengah acara. Tapi sampai acara berakhir, alhamdulillah tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Hanya ada satu kejadian tak terduga. Saat pengantin berdiri untuk berganti busana, suasana tiba-tiba kacau. Darah mengucur deras membasahi bagian bawah gaun pengantin. Titin terjatuh dan pingsan. Dengan sigap orang-orang di dekat panggung menggendong Titin menuju mobil untuk dilarikan ke rumah sakit. “Keguguran,” bisik istri Arman kepada suaminya yang duduk di barisan kedua para tamu. (habis)
Sumber: