Sifat Sombong

Sifat Sombong

Gus Hisa Al Ayyubi (Pengasuh PPIQ Darul Hidayah Kota Malang)--

Marilah kita berhati-hati dari bahaya kesombongan ini. Jika penyakit ini datang pada kita, kita akan sengsara. Langkah kehati-hatian ini bisa dimulai dengan mengenali ciri-ciri kesombongan.

Rasulullah SAW bersabda : “Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia.” (HR Muslim).

Jika dalam hati kita ada satu dari dua hal ini, atau kedua-duanya ada, itu pertanda kita telah masuk dalam deretan orang-orang sombong.

Sebagian orang ada yang merasa dirinya paling mulia, baik, salih, dekat pada Allah, dikabul doanya, berkah urusannya, dan lainnya.

Ketika ada kebaikan lalu kita laporkan padanya, dia berkata: Oh, siapa dulu dong yang mendoakannya?

Dan ketika kita datang padanya dengan keluhan berupa musibah, dia berkata: “Ah, itu sih tidak aneh, saya pernah mengalaminya lebih parah dari itu”.

Ini adalah gambaran kesombongan. Orang merasa diri lebih dekat pada Allah, lalu memandang orang lain dengan pandangan yang merendahkan.

Perilaku seperti ini jika diteruskan akan merugikan pelakunya. Hakikatnya, semua kebaikan dan keburukan terjadi karena izin Allah.

“Katakanlah (wahai Muhammad) bahwa semuanya (kebaikan dan keburukan itu) adalah dari sisi (atas takdir) Allah”. (QS An Nisa 4:78).

Kita tidak berdaya membuat kebaikan dan keburukan jika Allah tidak menghendaki hal itu terjadi.

Sekalipun berupa doa atau puasa, tidak bisa dijadikan alasan bahwa kita punya kuasa atas kebaikan dan keburukan. (*/ari)

 

Sumber: