PT Yafo Agro Indonesia Dukung Diversifikasi dan Ketahanan Pangan yang Ramah Lingkungan
Direktur PT YAI Sujoko.--
SURABAYA, MEMORANDUM-Hingga saat ini, beras masih menjadi komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Berdasarkan Statisik Konsumsi pangan oleh Kementan tahun 2022, beras yang dikonsumsi masyarakat Indonesia sebanyak 81,044 kilogram per kapita per tahun.
Artinya bila dibagi 365 hari dalam setahun, maka rata-rata setiap orang di Indonesia mengonsumsi 0,222 kg beras dalam sehari.
BACA JUGA:Polri Akan Tindak Tegas Pelaku Penyimpangan Beras
Sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2023 terdapat 278,696 juta jiwa berdasarka BPS. Bisa dibayangkan, berapa banyak beras yang dibutuhkan masyarakat Indonesia yang kini semakin bergantung pada beras.
BACA JUGA:Satgas Pangan Polri Ungkap Alasan Harga Beras Naik, Karena Hal Ini
Bahkan terkini harga beras sudah menyentuh Rp 16.000/kg pada bulan Februari 2024. Data tersebut menjadi alarm agar pemerintah untuk bertindak cepat mengantisipasinya. Jangan sampai masyarakat tercekik harga beras.
Sejalan dengan Perpres No.66 Tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional, diversifikasi pangan perlu dilakukan. Oleh karena itu, PT Yafo Agro Indonesia (YAI), perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis berkomitmen untuk terus melakukan berbagai langkah nyata guna mendukung diversifikasi & ketahanan pangan negara.
Tidak hanya itu, PT YAI juga siap mewujudkan bisnis berkelanjutan yang berbasis organik. Sehingga lebih ramah lingkungan. Salah satunya melalui program kemitraan Green Property budidaya Talas Pratama.
Menurut Kepala Badan Ketahanan Pangan Agung Hendriadi, pemerintah sedang fokus untuk diversifikasi pangan dengan cara menurunkan konsumsi beras dalam 5 tahun ke depan sebanyak 5 kg.
Setelah itu fokus untuk meningkatkan konsumsi talas dari 0,6kg perkapita menjadi 3,7kg perkapita/tahun. Hal ini dilakukan mengingat harga talas masih cukup terjangkau dari beras yang hanya Rp5.000 – Rp 10.000/kg.
Sejalan dengan data diatas, PT Yafo Agro Indonesia melalui program kemitraan Green Property budidaya Talas Pratama ingin mewujudkan bisnis yang berkelanjutan yang berbasis organik, sehingga lebih ramah lingkungan.
Program tersebut dilakukan lantaran melihat dari peluang dan potensi dari bisnis yang berkelanjutan dari budidaya Talas Pratama. Mengingat produsen dari talas atau taro ini sedang dicari oleh para pelaku industri olahan makanan baik itu skala perusahaan besar maupun UMKM.
Di sisi lain, harga jual umbi yang kompetitif dan kemudahan dalam merawat tanaman talas inilah yang menjadikan program kemitraan Green Property ini menjadi sebuah primadona alternatif bisnis yang menarik untuk para pemodal, pemilik lahan, maupun para petani.
Direktur PT YAI Sujoko mengatakan, salah satu langkah nyata bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan diwujudkan pihaknya dengan cara penerapan Organic Farming Only. Yaitu dengan memastikan tahapan pra-tanam sampai pasca-tanam hanya menggunakan teknik pertanian organik, khususnya untuk pemupukan hanya menggunakan pupuk organik teknologi nano.
Sumber: