Inilah Teknologi Canggih yang Dipakai Polri untuk Cegah Kecelakaan Lalu Lintas

Inilah Teknologi Canggih yang Dipakai Polri untuk Cegah Kecelakaan Lalu Lintas

Kasubditlaka Ditgakkum Korlantas Polri Kombes Pol Hotman Sirait--

JAKARTA, MEMORANDUM - Korlantas Polri memanfaatkan teknologi terbaru untuk mencegah kecelakaan lalu lintas. Salah satunya adalah dengan menggunakan sistem software bernama Integrated Road Safety Management System (IRSMS).

IRSMS berfungsi memantau dan mendata secara detail kecelakaan lalu lintas di seluruh Indonesia. Sistem ini dijalankan di bawah pengawasan Sub Direktorat Kecelakaan Lalu Lintas (Subditlaka) Korlantas Polri, dan beroperasi selama 24 jam tanpa henti.


IRSMS--

BACA JUGA:Bupati Yes: Peran Guru Tak Akan Pernah Terganti Teknologi Canggih Masa Kini

Kasubditlaka Ditgakkum Korlantas Polri Kombes Pol Hotman Sirait menjelaskan, IRSMS pertama kali meluncur sejak 2013 dan terus mengalami perkembangan.

“IRSMS adalah kumparan data laka seluruh Indonesia, yang mana basic datanya diinput petugas lalu lintas tingkat Polres yang menangani laka. Jadi pada saat dia turun ke TKP, tidak lama kemudian, data itu masuk mke IRSMS,” ungkap Hotman kepada wartawan, Selasa 16 Januari 2024.

BACA JUGA:Harus Kreatif meski Teknologi AI Menjamur, Belajar dari Dwi Prasetyo, Fotografer Kaya Pengalaman

BACA JUGA:Perkembangan Teknologi AI: Bagaimana Kehadirannya Mengubah Industri?

Dia menjelaskan, data-data yang terkumpul tersebut akan diproses lebih lanjut, sebagai poin evaluasi jangka panjang bahkan penanganan cepat saat kondisi darurat.

“Data ini akan kami gunakan sebagai perbaikan dan penindaklanjutan cepat. Dari data ini, ada anatomy of traffic accidents (anatomi kecelakaan lalu lintas), terkait faktor manusia, kendaraan, jalan dan cuaca,” ujarnya.

BACA JUGA:Museum Interaktif: Tempat Wisata Menyenangkan yang Menggabungkan Seni dan Teknologi

BACA JUGA:Investasi di Bidang Teknologi: Peluang dan Risiko yang Perlu Diperhatikan!

Melalui kumpulan data mendetail tersebut, pihak Korlantas bisa mengambil langkah preventif jangka panjang dan meminimalisir terjadinya kecelakaan di lokasi-lokasi tertentu.

“Sehingga kemudian, kecelakaan tidak akan terjadi lagi di sana. Kita mempelajari itu semua dari kejadian-kejadian yang sudah ada dan kita coba terapi dengan perbaikan,” ujar Hotman.

Sumber: