Dua Warga Tulungagung Jadi Korban Demam Berdarah di Awal 2024
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Kasil Rokhmad -Biro Tulungagung-
TULUNGAGUNG, MEMORANDUM - Sesuai data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten TULUNGAGUNG, pada awal Januari 2024 ini tercatat 18 warga positif demam berdarah dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TULUNGAGUNG, Kasil Rokhmad mengatakan, dua pasien DBD meninggal dunia.
"Satu pasien DBD yang meninggal dunia berusia 7 tahun berjenis kelamin laki-laki, dan korban lainnya adalah perempuan berusia 17 tahun," ujarnya, Selasa 16 Januari 2024.
Kasil menyebut, dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, ada peningkatan jumlah kasus.
BACA JUGA:Dinkes Tulungagung Ajak Masyarakat Kurangi Potensi Keracunan Makanan
Peningkatan ini tak lepas dari perubahan cuaca dari kemarau panjang ke hujan yang belum teratur. Sehingga mempercepat proses perkembangbiakan nyamuk pembawa virus dengue ini.
Oleh sebab itu, mulai bermunculan pasien DBD di sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Tulungagung.
"Jadi jentiknya itu lebih cepat karena didukung cuaca seperti ini. Hasil pendalaman kami, ada temuan jentik di lokasi rumah para korban," jelasnya.
Kasil menilai, peningkatan jumlah pasien dan korban juga tak lepas dari siklus lima tahunan DBD yang kerap terjadi di Kabupaten Tulungagung. Di mana sesuai dengan siklus yang ada, pada tahun 2024 ini adalah tahun kelima setelah temuan banyak kasus DBD di tahun 2019 lalu.
BACA JUGA:Dinkes Tulungagung Siapkan 5.000 Vaksin Hepatitis B untuk Nakes
"Siklus lima tahunan ini pas tahun 2024, makanya kita sudah berusaha mencegah sejak akhir tahun lalu," terangnya.
Menurut Kasil, sebenarnya antisipasi sudah dilakukan sejak akhir tahun 2023. Yaitu dengan menggerakkan banyak pihak untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak di seluruh Tulungagung. Namun rupanya kegiatan tersebut masih perlu ditekankan lagi, yakni dengan pelaksanaan fogging di lokasi temuan kasus.
Sementara Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Desi Lusiana Wardani menjelaskan, dua korban DBD ini tidak tinggal di lokasi yang sama.
"Mereka tidak ada di kecamatan yang sama. Tetapi tetap saja kita lakukan pencegahan masive dan pemberantasan di lokasi tersebut," jelas dia.
BACA JUGA:Dinkes Tulungagung Gelar Bimtek Program Kesehatan Ibu dan Anak
Pihaknya langsung mendatangi lokasi temuan kasus dan melakukan pengamatan dan melakukan fogging di radius potensi penularan kasus.
Desi berharap, kejadian ini bisa meningkatkan kewaspadaan masyarakat, tentang adanya potensi penularan DBD di musim seperti ini.
"Kalau prediksi, puncaknya bisa sampai bulan Maret, tapi nanti terus kita pantau perkembangannya," pungkasnya.(fir/mad)
Sumber: