Penuhi Target 65 Miliar, Dishub Surabaya Terapkan Pembayaran Parkir Digital via QIRS

Penuhi Target 65 Miliar, Dishub Surabaya Terapkan Pembayaran Parkir Digital via QIRS

Parkir di area Taman Bungkul. --

Selain menerapkan pembayaran melalui QRIS, pihaknya juga berencana menerapkan formula lain dengan voucher atau parkir berlangganan. 

"Masyarakat nanti bisa membeli voucher di tempat yang telah ditentukan, sebagai alat pengganti uang. Jadinya voucher tersebut dijual seharga nomonal harga parkir, kalau motor ya 2000, kalau mobil ya 5000 kan begitu," jelasnya. 

Meski masih tahap sosialisasi, pembayaran melalui QRIS ini sudah berjalan di dua lokasi. Yakni Taman Bungkul dan di area parkir Balai Kota. Semantara diketahui parkir Tepi Jalan Umum yang dikelola dishub ada sekitar 1.370 an titik. Harapannya bisa dilaksanakan dengan digitalisasi atau QRIS.

"Pembayaran ini masih uji coba, kalau di Taman Bungkul dan balai kota sudah berjalan. Tempat lain masih uji coba dan sosialisasi terus harapannya di awal febuari sudah jalan, " tandanya. 

Sementara itu dalam tahap sosialisasi penerapan  QRIS di Jalan Tunjungan pada Senin, 8 Januari 2024 kemarin. Petugas dishub sempat mendapat penolakan dari Paguyuban Jukir Surabaya (PJS). 

"Kami sudah coba (Minggu malam) dan kemarin (Senin) ada penolakan untuk penerapan sistem (QRIS) tersebut," ungkap Kepala UPTD Parkir Tepi Jalan Umum Dishub Kota Surabaya, Jeane Mariane Taroreh. 

Ia menjelaskan bahwa Dishub Surabaya menerapkan bagi hasil retribusi 60-40 persen dalam pembayaran QRIS. Dimana 40 persen tersebut, dibagi 5 persen untuk Kepala Pelataran (Katar) dan 35 persen Jukir. Sedangkan 60 persen masuk ke Pemkot Surabaya.

"Untuk yang QRIS kami menerapkan bagi hasil 60-40 (persen). 40 persen itu dibagi, 5 (persen) untuk Katar dan 35 persen Jukir. Jadi Jukir sudah (ada) penambahan 15 persen," paparnya.

Menurut dia, Jukir menolak pembayaran dengan QRIS karena mereka beralasan kurang dengan bagi hasil 35 persen. Padahal, kata dia, pembagian 35 persen itu telah naik dari sebelumnya 20 persen.

"Setelah naik dari 20 persen itu, (Jukir) merasa kurang apabila menerima 35 persen. Misalnya sehari dapat Rp 100 ribu, berarti dengan Rp 35 ribu dan tidak cukup untuk beli beras, itu jawaban mereka," sebutnya.

Jeane mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen anggota PJS di Jalan Tunjungan Surabaya terdaftar di Dishub. 

"Harapan kami untuk parkir TJU supaya ada titik temu, formulanya bagaimana selain QRIS, voucher, maupun virtual account," jelas dia.

Selain menerapkan pembayaran melalui QRIS, pihaknya juga berencana menerapkan formula lain dengan voucher atau parkir berlangganan. Jeane menyatakan telah menghitung potensi pendapatan parkir melalui kedua formula tersebut.

"Kami sudah hitung potensinya, kami buat virtual account. Intinya tidak ada fisik, untuk parkir berlangganan kami hitung kapasitasnya, turn over per hari berapa, dikali satu bulan. Nanti jadi parkir berlangganan dan itu pembayaran dengan virtual account," katanya. (alf)

Sumber: