Penuhi Target 65 Miliar, Dishub Surabaya Terapkan Pembayaran Parkir Digital via QIRS
Parkir di area Taman Bungkul. --
SURABAYA, MEMORANDUM-Dinas Perhubungan (Dishub) berupaya untuk mengoptimalkan retribusi parkir Tepi Jalan Umum (TJU) dengan menerapkan pembayaran Response Code Indonesian Standard (QRIS) . Langkah ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari retribusi parkir.
"Terobosan ini sebagai upaya untuk mencegah kebocoran PAD dari sektor parkir. Dengan ditetapkan parkir non tunai atau parkir digital ini diharapkan bisa memenuhi target parkir 2024," kata Tundjung Iswandaru diwawancarai Memorandum, Rabu, 10 Januari 2024.
Tundjung menjelaskan tahun ini, kontribusi dari sektor retribusi parkir di Kota Surabaya ditargetkan mencapai 65 miliar yang masuk ke dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tahun lalu, target dari retribusi parkir tepi jalan umum yang dikelola Dishub Surabaya hanya 60 miliar.
BACA JUGA:Cegah Kebocoran, Dishub Surabaya Optimalkan Pembayaran Parkir via QRIS dan Voucher
"Target retribusi parkir tahun ini 65 miliar. Sedangkan untuk 2023 targetnya 60 miliar. Realisasi penerimaan retribusi parkir pada tahun 2023 cuma 23 miliar. Tentu pendapatnya pada tahun 2023 itu jauh dibawah target, " ujarnya.
BACA JUGA:Tahun Ajaran Baru, Penerimaan Siswa ABK di SD-SMP Surabaya Lewat Jalur Afirmasi
Tidak tercapainya target ini karena banyak faktor. Oleh sebab itu, Dishub Surabaya membuat terobosan untuk mencegah kebocoran ini dengan menerapkan pembayaran digital.
"Banyak faktor, faktornya banyak, karena tidak digital. Sehingga harapannya ini dapat ditekan kebocoran tersebut. Jadinya semua transparan dan akuntabel," ujarnya.
Pihaknya menjabarkan bahwa pemerintah kota ini menerapkan parkir digital atau pembayaran dengan sistem digital. Harapannya agar semuanya lebih tertib, transparan, akuntabel.
"Dengan transparansi pembayaran ini tentu harapannya dapat meningkatkan pendapatan asli daerah, terus kemudian ada kepastian pendapatan bagi jukir, karena bagi hasilnya dan perolehannya jelas berdasarkan hitung digital yang ada saat ini, " paparnya.
Pihaknya menambahkan tentu formula ini membutuhkan proses. Butuh sosialisasi kepada masyarakat untuk mengubah kebiasaan dari pembayaran tunai ke non-tunai tidak mudah. Ia menegaskan bahwa Dishub sebenarnya telah beberapa kali melaksanakan program optimalisasi retribusi parkir mulai awal September - November 2023. Ini diharapkan dapat mencegah kebocoran PAD dari retribusi parkir.
"Tentunya tahapannya sosialisasi dan kita lakukan semenjak September. kemudian bertahap, tentunya komunikasi tetap kita jalin agar harapannya di 1 Februari itu semua dapat berjalan dengan baik. Jadi mohon dukungannya masyarakat juga untuk bisa membayar retribusi parkir melalui pembayaran digital.
Selain menekan kebocoran pembayaran digital ini supaya lebih praktis dan mudah. Di era digitalisasi ini mau tidak mau harus mengikuti perkembangan.
"Karena jaman sudah menuntut untuk semua pembayaran dengan digital sehingga memudahkan pembayaran, " jelasnya.
Sumber: