Konsumsi AMDK untuk Kebutuhan Tiap Satu Keluarga Tidak Kurang Rp 3 juta per Bulan
Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim M Said Sutomo.--
SURABAYA, MEMORANDUM - Pemerintah Kota Surabaya bekerjsama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bakal memproduksi secara masaal air minum dalam kemasan (AMDK) yang sehat dan berkualitas dengan merek HE2O.
Terkait rencana pendistribusian air minum ke minimarket, supermarket, toko kelontong, hingga ditawarkan ke BUMD hingga swasta, Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jatim M Said Sutomo berpendapat bahwa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) berarti bukan menjual air mandi, apalagi air mencuci. Karena sudah ditetapkan sejak PDAM Berdiri, dan diperkuat dengan Perda (Peraturan Daerah).
"Orang orang di dalam PDAM adalah orang orang yang ahli air. Mereka mengerti standar air minum seperti apa, dan standar air bersih seperti apa," kata Said Sutomo kepada Memorandum, Selasa 2 Januari 2024.
Said menilai Pemkot dan PDAM mampu dalam memproduksi air minum. Apalagi dengan adanya kerjasama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).AMDK HE2O dibuat dengan mesin berteknologi nano yang dikembangkan oleh ITS.
BACA JUGA:Belum Siap Didistribusikan, AMDK HE2O Tunggu Label SNI dan Sertifikasi Halal
"Saya yakin mereka adalah orang orang yang sangat mampu memproduksi air minum. Anggaran ada yaitu APBD, dukungan teknologi dan pengetahuan ada ITS dan ada UNAIR, kurang apa? Saya khawatir mereka sudah dibeli oleh perusahaan perusahaan air minum meneral yang sudah ada," paparnya.
Menurut Said, memang PDAM dikerdilkan tidak boleh memproduksi air minum, apalagi memprokduksi AMDK.
"Padahal masyarakat yang mengkonsumsi air AMDK selama ini untuk kebutuhan tiap satu keluarga tidak kurang Rp 2 sampai 3 juta perbulannya, jika pangsa pasar itu bisa diambil alih maka air PDAM bisa meningkatkan pendapatan masyarakat di Kota Surabaya termasuk UMKM yang selama ini menggunakan AMDK galonan," jelasnya.(alf)
Sumber: