Demi Petani, Relakan Seragam Kotor Berlumpur

Demi Petani, Relakan Seragam Kotor Berlumpur

Sebagai prajurit TNI Angkatan Darat (AD), tidak hanya harus profesional di medan perang. Namun, dituntut juga harus bisa dalam segahal, khususnya yang mendapat tugas sebagai bintara pembina desa (babinsa). Seperti yang dilakukan Serma Ali Rudiana yang bertugas di Koramil Kenjeran ini.   -----------Aris Setyoadji-----------   Tidak hanya bertugas patroli di wilayahnya untuk memastikan tetap kondusif, atapun memberikan imbauan-imbauan kamtibmas kepada masyarakat. Namun, Rudiana juga harus mahir dalam mengoperasionalkan peralatan pertanaian. “Tugas saya juga melakukan pendampingian kepada para petani di wilayah binaan,” ujar Rudiana setelah mengoperasionalkan hand tractor di lahan sawah milik kelompok tani Sumber Rejeki. Upaya untuk membantu petani ini, Rudiana harus melepas sepatu dan merelakan seragam dinasnya kotor terkena lumpur ketika turun ke sawah. Tapi hal itu dilakukan Rudiana bukan semata-mata karena tugasnya, namun  untuk meringanakan beban masyarakat. “Dalam pendampingan petani ini saya tidak sendirian, namun dibantu juga dari dinas pertanian,” imbuh Rudiana. Dengan pendampingan yang dilakukan ini, Rudiana berharap petani dapat menuai padi dengan hasil memuaskan ketika panen tiba. Sedangkan untuk saat ini produksi pertanian di wilayahnya bisa menghasilkan hingga 8 ton untuk setiap hektare. “Hasil ini diharapkan dapat ditingkatkan sebagai upaya komitmen pemerintah untuk membantu kendala para petani,” imbuh dia. Selain peminjaman hand tractor, Rudiana menjelaskan bila dalam hal ini TNI AD juga memberikan pinjaman pompa air, membantu penyaluran pupuk, dan obat-obatan. “Kami juga membantu bila petani mempunyai kendala-kendala lain,” pungkas Rudiana.(*/lis)

Sumber: