Secuil Kepingan Surga Jatuh untuk Yudis (2)

Secuil Kepingan Surga Jatuh untuk Yudis (2)

Sejuta Kisah Rumah Tangga--

Mak-nyus Wangi yang Bangkitkan Linido Menyebar

Yudis menyangsikan pernyataan Rama, yang tersenyum mencoba meyakinkan Yudis. Pemuda itu menarik napas panjang sambil menunduk sebelum menengadah dan memandangi tajam mata Rama.

“Sumpah hanya itu?” tegasnya bernada seperti menyangsikan. “Apa yang ada dalam pikiranmu.”

Akhirnya Yudis menerima ajakan Rama, yang lantas melunasi semua tunggakan biaya kuliah temannya itu. Tapi tidak gratis. Yudis harus mengangsur. “Dua-tiga kali setelah aku terima gaji,” janji Yudis.

Sabtu sore Yudis dijemput Rama. Ini hari kerja pertamanya.

Sebelum menuju lokasi arisan, Yudis diajak ke sebuah mal. Dimasukkan salon kecantikan. “Rambutmu harus dirapikan agar tampak handsome,” kata Rama.

BACA JUGA:Secuil Kepingan Surga Jatuh untuk Yudis (1)

Tidak hanya merapikan rambut, ternyata Yudis harus menjalani perawatan muka dan tubuh serta dipilihkan pakaian baru. “Supaya tampak gagah dan gentle. Pas dengan tubuhmu yang atletis,” imbuh Rama.

Hati Yudis deg-degan. Dengan penampilan seperti itu, tidak mungkin Yudis hanya diharuskan melayani makan malam. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan Rama.

Berpikir begitu, muncul keinginan untuk kabur dan membatalkan acara malam itu. Tapi mengingat utangnya kepada Rama, dia urungkan keinginan tersebut.

Biar dia coba dulu malam ini. Siapa tahu memang benar-benar hanya menemani makan malam.

Sekitar pukul 21.00 Yudis dan Rama sudah duduk manis di sebuah resto hotel bintang lima. “Sekarang arisannya sedang berlangsung di hall atas. Kita tunggu saja. Nanti penarik lot akan ke sini bersama teman yang mengurusi acara. Santai aja,” kata Rama.

Yudis gelisah. Kira-kira apa ya yang nanti bakal terjadi? Begitu kecamuk pikiran Yudis. Tidak tenang. Sebentar-sebentar dia menoleh ke jam tangan di lengan kiri yang baru dipinjami Rama.

Waktu dirasakan Yudis berjalan sangat lambat. Sekitar pukul 20.55 terlihat ada pria dan perempuan jelang paruh baya masuk. Usianya sekitar 40-45-an. Perhatian Yudis terfokus ke wajah yang perempuan.

Meski sudah tidak muda lagi, wajahnya masih tampak segar dan energik bak gadis remaja. Parasnya mengingatkan Yudis kepada pemain sinetron Tampan-Tampan tapi Srigala. Ya senyumnya, ya lirikan matanya.

“Inikah pemenang arisan yang harus kutemani makan malam?” kata hati Yudis.

Dia masih dalam kondisi belum fokus ketika Rama memperkenalkan perempuan tersebut. “Yud, kenalkan. Miss Nitha,” kata Rama sambil sembunyi-sembunyi mengerdip.

Yudis gelagapan. “Maaf kami harus gabung dengan teman-teman melanjutkan meeting,” imbuh Rama, yang lantas berlalu dengan lelaki paruh baya yang datang bersama Nitha.

“Nitha,” ucap perempuan cantik itu sambil mengulurkan tangan. Yudis pelan-pelan menyambutnya dengan kaku. Agak ragu.

“Yudis,” kata Yudis sambil membungkuk. Dan mak-wusss… wangi feminis yang membangkitkan libido kelelakiannya menyerbak. (jos, bersambung)


Sumber: