Lelaki yang Selalu Jadi Prahara bagi Lilis (1)

Lelaki yang Selalu Jadi Prahara bagi Lilis (1)

Sejuta Kisah Rumah Tangga--

Maunya ke Hotel, Nggak Keburu, Digarap di Mobil

Lebih dari lima tahun berprofesi sebagai resepsionis tempat hiburan malam, Lilis  mengenal banyak karakter lelaki. Di matanya, lebih dari 50 persen kesamaannya: suka bermain api dengan perempuan selain istri.

Di lingkungannya, seorang tamu lelaki menggandeng purel adalah pemendangan biasa. Tak hanya bercengkrama bahkan bercinta di ruang VIP, tak jarang ada tamu yang mengeksekusi purelnya di luar.

Ada yang membawanya ke hotel, apartemen, atau vila. Atau sekadar pindah lokasi ke dalam mobil.

Ada peristiwa yang selalu mengusik pikirannya. Seorang legislator terkenal yang namanya sering muncul di koran mem-booking purel.

Setelah hampir empat jam menikmati hiburan di ruang VIP, legislator tersebut pamit keluar bersama sang purel.

“Saya kira mereka hendak ke hotel atau vila,” kata Lilis.

Saat hendak ke kamar kecil di sudut tempat parkir, dari jarak agak jauh dilihatnya ada mobil yang lampu kabinnya menyala cukup terang. Pintu tengahnya terbuka.

Khawatir terjadi kejahatan terkait tamu pub/karaoke, Lilis mendekat.

Begitu melongok, Lilis kaget. Di dalam ternyata terjadi pertarungan sengit sang purel  dengan legislator yang dikenal masyarakat dikenal alim itu.

Mereka tampak jelas karena lampu kabin menyala terang. Walau begitu, mereka cuek dan terus menyelesaikan pertarungan.

“Mereka sepertinya on berat. Maunya ke hotel, tapi nggak keburu,” kelakarnya.

Fakta-fakta seperti inilah yang mempengaruhi kejiwaan Lilis. Dia takut menikah dan jadi korban lelaki. Karena itulah sampai usianya memasuki 30 tahun, dia tidak pernah dekat dengan lelaki. Apalagi, ada peristiwa menyakitkan yang pernah dia alami.

Lilis yang kerja di dunia malam sejak usia 18 tahun seolah imun terhadap godaan lelaki. Dia sudah beberapa kali diajak menikah, tapi semuanya ditolak.

Tak hanya teman kerja atau tamu di tempatnya bekerja, ajakan menikah itu juga datang dari tetangga di lingkungan tempat tinggalnya. Orang tua pun sempat menjodohkan.

Inilah peristiwa menyakitkan itu. “Saya pernah dekat dengan seorang teman. Dia kapten waiters. Waktu itu aku masih 20, sedangkan dia 23. Keluarga kami sudah sama-sama merestui. Lamaran pun sudah dilakukan,” kenang Lilis.

Sebulan menjelang akad nikah seperti yang sudah direncanakan, peristiwa tak terduga menghalangi langkah mereka.

Kekasih Lilis, sebut saja Dudung, ditangkap polisi dalam penggerebekan mendadak yang dilalukan pada suatu malam.

Lima butir ekstasi menjadi barang bukti (BB) yang tak terelekkan. Barang haram itu ditemukan di saku celana dan hendak diberikan kepada seorang tamu. Ekstasi tersebut pesanan sang tamu.

Waktu itu bos pemilik BB berhasil lolos. Padahal, Dudung baru saja bertemu sang bos yang menitipkan barang. “Sepertinya kekasih saya diumpankan,” kata Lilis, yang menambahkan bahwa Dudung menjalani hukuman.  (jos, bersambung)

 

 


Sumber: