Memorandum Media yang Melihat Kejayaan Masa Lalu untuk Membangun Masa Depan
Dari kiri, Manager Bisnis dan Pengembangan Herry Sunaryo, Pemred SKH Memorandum Sujatmiko, Pemred Suara Surabaya Eddy Prasetyo, Direktur Utama SKH Memorandum Choirul Shodiq, dan Pimpinan Perusahaan Yoyok Khayatullah.-Oskario Udayana-
SURABAYA, MEMORANDUM - Pemimpin Redaksi (Pemred) Suara Surabaya (SS), Eddy Prasetyo berkunjung ke kantor Surat Kabar Harian (SKH) Memoramdum, di Jalan Ketintang Baru III/91, Surabaya, Selasa, 14 November 2023.
Eddy mengatakan, Memorandum itu buat SS adalah kawan dekat yang strategis. Meski punya segmen pelayanan yang berbeda. Tapi keduanya sama-sama ingin membangun publik.
BACA JUGA:Kapolda Jatim Ucapkan HUT Ke-54 SKH Memorandum
BACA JUGA:Wakil Walikota Surabaya Kirim Tumpeng Ulang Tahun Ke-54 Memorandum
Terus bagi SS, Memorandum adalah media yang penting, sehingga eksistensinya harus dijaga. Kualitasnya dalam memberdayakan publik harus dijaga seperti yang sekarang.
BACA JUGA:Ultah Ke-54 Memorandum Dimeriahkan PAMMI Jawa Timur
BACA JUGA:Penggawa Memorandum Sowan ke Rumah Dahlan Iskan: Semoga Tetap Eksis
"Yakni dengan inovasi, kreatifitas yang bukan hanya memberi manfaat bagi publik, tapi supaya Memorandum juga terus berkembang," kata Eddy.
Melihat perkembangan Memorandum sekarang dengan yang dulu ? Eddy mengaku yang pasti Memorandum beradaptasi, mencoba relevan dengan zamannya. Bisa dilihat dari produk-produknya yang terus berjuang.
BACA JUGA:Open House HUT Ke-54 SKH Memorandum Dihadiri Kapolda dan Gubernur
BACA JUGA:Jelang Puncak Peringatan HUT Ke-54 Memorandum, Karangan Bunga Ucapan Berdatangan
"Semangat seperti ini harus disemangati karena itu SS mau mengajak lari bareng dalam melayani publik supaya bisa punya peran yang lebih lagi dari yang sekarang," ujarnya
Buat SS, Memorandum itu konco plek (teman akrab). Beberapa tahun terakhir, masuk ke dalam siber, terus mencoba beradaptasi dengan teknologi, media kekinian dengan sistem programatik, dan selalu melihat capaian kinerja melalui analitik yang sama dilakukan oleh SS.
Jadi menurut Eddy, adaptasi yang dilakukan Memorandum dirasa OK banget. Kemudian yang kedua mencoba untuk intim dengan audiensnya dengan cara melibatkan audiennya itu dalam proses produksi pemberitaan.
Sumber: