Inilah 5 Fakta Menarik Tentang Cak Durasim, Pejuang Kemerdekaan Jalur Seni Ludruk

Inilah 5 Fakta Menarik Tentang Cak Durasim, Pejuang Kemerdekaan Jalur Seni Ludruk

Cak Durasim--

MEMORANDUM - Cak Durasim, nama yang menggetarkan telinga di dunia seni ludruk, tidak hanya dikenal sebagai legenda kesenian di Jawa Timur, tetapi juga sebagai pejuang kemerdekaan yang berani.

Meskipun identik dengan Surabaya, tempat di mana ludruk Genteng berdiri, Cak Durasim sejatinya lahir di Kota Jombang, Jawa Timur, yang juga menjadi akar dari keberlangsungan kesenian ludruk yang melegenda.

Berkut 5 fakta menarik tentang Cak Durasim.

1. Perjalanan Masa Muda dan Pindah ke Surabaya

Kurangnya literasi mengenai masa muda Cak Durasim membuat kehidupan pribadinya menjadi misteri. Namun, tanpa pengetahuan mendalam tentang masa muda, kita dapat melihat perpindahannya ke Surabaya pada era kolonial setelah menjadi seniman keliling di berbagai kampung di Jawa Timur.

2. ludruk Genteng: Panggung Revolusi Seni

Pada tahun 1930-an, Cak Durasim mendirikan ludruk Genteng di Kota Surabaya, menjadi panggung bagi seni ludruk yang menggema namanya. Meskipun lebih dikenal dengan nama ludruk Gondo Durasim, grup ini tidak hanya memainkan peran sebagai kelompok seni, melainkan sebagai media revolusioner yang memberikan kritik tajam terhadap penguasa kolonial pada masa itu.

3. ludruk sebagai Propaganda Nasionalisme

Cak Durasim tidak hanya seorang seniman ludruk biasa; dia menjadi pelopor seni ludruk revolusioner dan tokoh perlawanan melalui seni. Dalam setiap pertunjukan, kampanye tentang persatuan bangsa dan Nasionalisme diselipkan, meraih penghargaan dari dr. Soetomo sebagai pelopor pemanfaatan budaya rakyat demi kepentingan Nasionalisme.

4. Perlawanan Terhadap Pihak Jepang

Ketika Jepang menduduki Indonesia, ludruk Genteng menjadi bagian dari lembaga propaganda Jepang. Namun, Cak Durasim tidak berdiam diri. Dengan kidungan legendarisnya, dia mengecam keras pendudukan Jepang, sebuah tindakan yang membuatnya ditangkap dan dipenjarakan di Kalisosok, penjara terkenal di masa Jepang.

5. Akhir Hidup dan Warisan Seni

Meskipun ada kisah yang menyebutkan kematiannya dalam penjara, Cak Durasim meninggal pada tahun 1944. Namun, warisannya tak hanya melibatkan seni ludruk; dia dianggap sebagai inspirator bagi generasi seniman ludruk berikutnya. Dengan nama diabadikan dalam Gedung Budaya Cak Durasim, komplek Taman Budaya Jawa Timur, warisannya tetap hidup dan memberikan inspirasi bagi kesenian tradisional Indonesia.

Cak Durasim, pejuang dan seniman sejati, tidak hanya menyumbangkan seni ludruk yang penuh makna, tetapi juga meninggalkan jejak perlawanan dan inspirasi bagi masa kini. Bagaimana pendapatmu? (*)

Sumber: