Dari Tangan Seni dan Kreatif Didik, Batik Namira Ecoprint, Surabaya Makin Mendunia

Dari Tangan Seni dan Kreatif Didik, Batik Namira Ecoprint, Surabaya Makin Mendunia

Didik Edy Susilo suami Yayuk Eko Agustus meletakkan dedaunan jati di media kain sutra.--

SURABAYA, MEMORANDUM-Proses kreatif menjadi sesuatu yang ‘mahal’ dalam produksi batik alami yang diproduksi oleh Namira Ecoprint. Sebab, dalam proses ini, melibatkan banyak hal. Antara lain, seni dan suasana hati.

Didik Edy Susilo, suami dari owner Namira Ecoprint, Yayuk Eko Agustin menjelaskan, pembuatan batik Ecoprint dimulai dari sketsa yang ia buat.

“Proses kreatifnya dimulai dari sketsa itu. Biasanya malam hari saya bikin sketsanya. Terus paginya saya aplikasikan di media kain,” imbuh Didik yang juga mantan Ketua Percasi Surabaya itu.

BACA JUGA:Pameran di Jakarta, Produk Namira Ecoprint Diborong Pembeli Kanada

Kain sebagai media bukan sembarangan. Sebab, kebanyakan adalah kain sutra. “Jadi harus benar-benar jadi sesuai dengan sketsa dan keinginan hati,” imbuh Didik.

BACA JUGA:UMKM Namira Ecoprint, Hasilkan Produk Lokal dengan Kualitas Internasional

Terkadang, dalam suatu proses pembuatan batik Namira Ecoprint, ada proses yang tidak berlangsung baik di Tengah jalan. “Hasilnya juga tidak akan maksimal. Sebab, terkadang suasana hati juga berpengaruh,” timpal Yayuk Eko Agustin.

Jika suasana hati Yayuk dan Didik kurang bagus, batik yang dihasilkan tidak akan seindah yang diinginkan. “Karena itu gampang-gampang susah mengaplikasikan berbagai daun di kain sutra yang kita siapkan sebelumnya,” urai mantan Asisten Pemerintahan Pemkot Surabaya ini.

Seperti Rabu siang, 8 November 2023. Di rumah sekaligus butik Namira Ecoprint di Wisma Kedung Asem Indah, Surabaya,  Didik terlihat asyik menaruh berbagai dedaunan di kain sutra. 

Dibantu dua asistennya, Didik terlihat konsentrasi penuh. Sesekali dia menggeser beberapa daun yang sekiranya kurang pas.

Ada empat macam daun inti yang diaplikasikan. Antara lain daun pisang, matoa, jati hingga daun kedondong. Setelah diproses alami, daun-daun ini bakal menjadi batik yang indah di kain sutra. Warna-warna pastel atau kalem yang dihasilkan membuat decak kagum.

“Kita kalau warnanya keluar semua itu sangat gembira. Berarti berhasil sesuai dengan apa yang kita inginkan,” beber Yayuk.

Menurutnya, suaminya (Didik,red) setiap hari selalu membuat design yang lain. Sebab, produksi Namira Ecoprint memang tidak ada yang sama. “Namun mempunyai ciri yang khas. Jadinya orang-orang yang sudah pernah pakai produk kami pasti langsung mengenal bahwa itu produksi Namira Ecoprint,” ungkapnya.

Sumber: