Pers Harus Mengambil Posisi yang Tegas, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim Bicara Panjang Lebar di Podcast

Pers Harus Mengambil Posisi yang Tegas, Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim Bicara Panjang Lebar di Podcast

Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim di podcast Memorandum TV.--

SURABAYA, MEMORANDUM- Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim, Lutfil Hakim menjadi Bintang tamu di Podcast Memorandum TV, Kamis, 2 November 2023.Pria yang karib disapa Cak Item berbicara panjang lebar terkait tahun politik utamanya pemilihan presiden 2024.

Item berpesan agar di tahun politik, media tetap menempatkan diri sebagai pusat klarifikasi, tidak ikut arus dan sebagai back bone for trusted news and information (sumber informasi yang terpercaya).

Publik di tahun politik menurut Cak Item juga harus dicerdaskan oleh media dan jangan sampai terjebak kepada opin-opini dan berita-berita yang tidak jelas. Apalagi, media sosial begitu ramainya saat ini.

BACA JUGA:Achsanul Qosasi Terima 40 M Ketika Proyek BTS 4G Mulai Diusut Kejagung

Di awal podcast yang dipandu oleh host Eko Yudiono, Item berbicara mengenai ruang publik yang saat ini sangat terbuka.

BACA JUGA:Polda Jatim Latih 350 Personel Khusus Jadi Steward Piala Dunia U-17

“Ruang publik saat ini memang tidak ada pagarnya. Ruang yang sangat. Satu sisi sebagai kemerdekaan berekspresi. Di sisi lain sangat krodit sehingga Masyarakat kebingungan,” kata Item.

Lalu dimana posisi pers? “Nah, pers harus menetapkan posisi di Tengah padatnya lalu lintas komunikasi dan di tengah kebingungan publik. Jadi minimal pers harus menetapkan tiga hal,” imbuhnya.

Tiga hal yang dimaksud adalah, pers harus memastikan dirinya sebagai pusat klarifikasi.  Caranya bagaimana? 

“Media harus menugaskan salah satu di tim redaksi untuk mengikuti peredaran informasi yang tidak benar dan harus segera diklarifikasi. Misalnya kalau ada berita yang tidak benar langsung  dikasih kotak hoax supaya publik tahu. Lebih cepat ruang publik terklarifikasi Masyarakat menjadi tenang dan supaya yang tidak lurus menjadi lurus dan yang tidak benar menjadi benar,” terangnya.

Dengan demikian menurut dia, ke depan media akan menjadi ukuran kebenaran dari suatu informasi dan berita yang ada. “Baik itu media cetak dan online harus menunjukkan pada public untuk mengambil peran penting dalam hal sebagai pusat klarifikasi,” tambah Item.

Yang kedua menurut Cak Item, media tidak boleh mengikuti berita-berita yang tidak jelas. 

“Saya kir aini terkait dengan poin satu. Sering kita melihat berita yang mendiskripsikan video yang beredar. Contoh  suatu ketika ada salah satu pimpinan partai yang kaya dan seolah-oleh hartanya di sita KPK. Kalau ini menjadi produk pers, yang mencoba menarasikan sebagai berita ini kan bahaya. Apalagi di ending tertulis kami belum bisa mengklarifikasi kebenaran berita ini,” katanya,

Yang ketiga menurut Item, pers harus memastikan dirinya sebagai back bone for trusted news and information.  Sebab, profesi itu berbeda  dengan profesi yang lain.

Sumber: