Modus TPPO Kian Beragam, YLPA Gelar FGD

Modus TPPO Kian Beragam, YLPA Gelar FGD

FGD dengan tema Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di ruang kilisuci Pemkot kediri.--

Kediri, Memorandum - Yayasan Lembaga Pengawasan Anak (YLPA)  menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di ruang kilisuci Pemkot kediri, Kamis (28/9).

FGD tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), dipimpin langsung oleh Koordinator Dewan Pengawas YLPA Heri Nurdianto. Hadir sebagai narasumber Koordinator Nasional FPL Siti Mauzumah dan Ketua Pengadilan Negeri Kediri Maulida Martwenty.

Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) merupakan kejahatan serius yang melanggar hak asasi manusia. TPPO dinilai sebagai bentuk perbudakan modern dan ini bertentangan dengan martabat kemanusiaan. Kasus TPPO dari tahun ke tahun semakin meningkat kasusnya bukan hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia.

Koordinator Nasional FPL Siti Mauzumah menjelaskan, mereka yabg terlibat dalam kasus TPPO kebanyakan dari  kalangan anak muda yang tergiur dengan kerja di Luar Negeri dengan gaji yang besar. 

Sesuai dengan persyaratan kerja diluar negeri, Mauzumah menambahkan mereka harus berusia matang terlebih dahulu. Untuk itu dari mereka yang kurang cukup umur akan memalsukan datanya. 

"Celah yang digunakan untuk pemalsuan, Karena kadang kadang mereka umurnya belum belum cukup umur, tapi karena terdesak itu tadi akhinya diganti tanggal lahirnya di paspornya atau di akta kelahirannya," jelas Mauzumah. 

Untuk itu, pihaknya mewanti-wanti kepada pihak RT RT dan Kelurahan untuk mengecek kembali jika ada yang ingin mengganti terkait data dirinya. 

"Karena berangkatnya dari dokumen kependudukan itu kan yang paling mengetahui dari Kelurahan Kecamatan, kalau sudah di Pengadilan kan kita juga tidak boleh berasumsi negatif nantinya data itu digunakan untuk apa," tambah Mauzumah. 

Senada dengan Mauzumah, Koordinator Nasional FPL Siti Mauzumah turut menambahkan, kita semua harus tetap waspada dengan tawaran-tawaran pekerjaan di luar negeri yang bergaji tinggi.

"Penting sekali untuk mewaspadai tawaran bergaji tinggi apalagi nonskill jangan-jangan kita nanti disana di eksploitasi, kita harus mengecek lebih dulu dengan gaji sekian realistis atau engga," ucap Siti Mauzumah.(nvd/mon)

Sumber: