Keistimewaan Doa Hari Rabu di Antara Dzuhur dan Ashar, Waktu yang Istimewa dan Mustajab
Ilustrasi--
Surabaya, memorandum.co.id - Membaca doa khusus pada hari tertentu merupakan sunnah. Akan tetapi kebanyakan kaum muslimin belum mengetahuinya.
Seperti halnya berdoa di hari Rabu yang memiliki waktu mustajab untuk memohon sesuatu kepada Allah Swt. Sebagaimana Hadist Riwayat Al Bukhari berikut ini.
فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر
Artinya: “Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara shalat Dzuhur dan Ashar.” (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad no.704, Ahmad no. 14603, Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman no.3874)
Berikut doa hari Rabu :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ.
الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ لِبَاسًا, وَ النَّوْمَ سُبَاتًا, وَ النَّهَارَ نُشُوْرًا, لَكَ الْحَمْدُ أَنْ بَعَثْتَنِي مِنْ مَرْقَدِي, وَ لَوْ شِئْتَ جَعَلْتَهُ سَرْمَدًا, حَمْدًا دَائِمًا لاَ يَنْقَطِعُ أَبَدًا, وَ لاَ يُحْصِي لَهُ الْخَلاَئِقُ عَدَدًا
“Bismillâhir rahmânir rahîm. Alhamdu lillâhil ladzî ja‘alal laila libâsâ, wan nauma subâtâ, wan nahâra nusyûrâ, lakal hamdu an ba‘atstanî min marqadî, wa lau syi`ta ja‘altahu sarmadâ, hamdan dâ`îmân lâ yanqathi‘u abadâ, walâ yuhshî lahul khalâ`iqu ‘adadâ.”
Artinya: “Dengan nama Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang. Segala puji kepunyaan Allah yang telah menjadikan malam sebagai busana, tidur sebagai istirahat dan siang sebagai waktu bertebaran. Kepunyaan-Mu segala puji bahwa Engkau telah membangunkanku dari tempat tidurku. Dan kalaulah Engkau menghendaki niscaya akan abadi, dengan pujian yang langgeng yang tidak terputus untuk selama-lamanya, dan seluruh makhluk tidak akan bisa menghitungnya.”
Dilanjut doa untuk memohon empat perkara
اللَّهُمَّ اقْضِ لِي فِي اْلأَرْبِعَاءِ أَرْبَعًا: اِجْعَلْ قُوَّتِي فِي طَاعَتِكَ, وَ نَشَاطِي فِي عِبَادَتِكَ, وَ رَغْبَتِي فِي ثَوَابِكَ, وَ زُهْدِي فِيْمَا يُوْجِبُ لِي أَلِيْمَ عِقَابِكَ, إِنَّكَ لَطِيْفٌ لِمَا تَشَاءُ
“Allâhummaqdhi lî fil arbi‘â`i arba‘â: Ij‘al quwwatî fî thâ‘atik, wa nasyâthî fî ‘ibâdatik, wa raghbatî fî tsawâbik, wa zuhdî fîmâ yûjibu lî alîma ‘iqâbik, innaka lathîfun limâ tasyâ`.”
Artinya: “Ya Allah, tentukanlah buatku pada hari Rabu ini empat perkara; jadikanlah kekuatanku dalam mematuhi-Mu, aktivitasku dalam pengabdian kepada-Mu. Hasratku dalam pahala-Mu dan keenggananku pada segala perkara yang membawa kepada siksa-Mu yang pedih. Sesungguhnya Engkau maha halus terhadap apa yang Engkau kehendaki.” (*/rdh)
Sumber: