Dahlan Iskan: Tantangan Terbesar Media Mainstream adalah Medsos

Dahlan Iskan: Tantangan Terbesar Media Mainstream adalah Medsos

Surabaya, memorandum.co.id- Harian Disway hari ini menapaki usia tiga tahun. Ibarat bayi, tiga tahun adalah usia penting dalam menapaki kehidupan. Nah, sebagai media mainstream, Disway juga menghadapi tantangan tersendiri dalam kehidupan di dunia media. Seperti apa? Memorandum bertemu dengan owner sekaligus founder Disway Dahlan Iskan di kantor Disway Jalan Walikota Mustajab nomor 76 Surabaya. Ketika rombongan Memorandum yang terdiri dari Direktur PT Memorandum Sejahtera Choirul Shodiq, Manajer iklan dan redaktur senior Ahmad Syaiku serta redaktur Eko Yudiono tiba, Menteri BUMN di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu terlihat melayani permintaan foto para tamu undangan. Mengambil tema zaman perjuangan 1945, para tamu diajak untuk bernostalgia di era kolonial. Meski dikemas sederhana, perayaan HUT Disway berlangsung semarak. Pak DI-sapaan karib-Dahlan Iskan mengenakan pakaian pejuang warna krem. Dengan background gedek, Pak DI menjadi obyek foto para tamu. Meski harus melayani ratusan tamu, Pak DI tidak terlihat kelelahan. Luar biasa. Ketika tiba giliran Memorandum, kesempatan itu tidak kami sia-siakan. Setelah foto bersama, Pak DI mengatakan, di usianya yang ke-3, Disway menghadapi tantangan seperti umumnya media mainstream. “Pokoknya media itu, bertahan atau tidak. Berkembang atau tidak tergantung pada manajemennya. Lihat Memorandum, nyatanya bertahan sampai sekarang. Semakin bagus semakin bagus. Berarti manajemen Memorandum bagus. Nah Disway bagaimana? Sekarang baru berusia 3 tahun dan dua tahun itu penuh dengan Covid, sehingga kita belum tahu apakah bisa sebagus Memorandum nanti. Tapi manajemen harus bagus,” tegas Pak DI. Menurut Pak DI, tantangan terbesar media mainstream itu seperti apa? “Ke depan tantangan terbesar adalah media sosial (Medsos). Medsos merubah orang tidak percaya denganberita. Media mainstream seperti Disway dan Memorandum harus bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat bahwa berita media itu bisa bisa dipercaya. Sekarang sulit sekali membuat masyarakat percaya kepada media,” urai Pak DI. Lalu apa yang harus dilakukan agar media bisa dipercaya? “Kuncinya  wartawan harus lebih profesional dalam menjalan tugasnya. Ketika sudah profesional maka kepercayaan masyarakat terhadap media akan kembali dan tidak mempercayai medsos," beber Pak DI. (ono)

Sumber: